Selasa, 29 Desember 2009

BAB V
PEKERJAAN KAYU





V.1. MACAM-MACAM KAYU DAN PENGAWETANNYA

V.1.1. Macam-macam kayu yang biasa / lazim digunakan :

- Kayu Jati
- Kayu Kamper
- Kayu Bengkirai
- Kayu Kruing
- Kayu Meranti, kayu Lanan (Begesting)
- Kayu Kempas

V.1.2. Cara Pengawetan Kayu Standart FT. UGM Yogyakarta.

Bahan Pengawet : Garam Wolmanit C.B.
Mengandung Tembaga
Berbentuk Bubuk
Larut dalam Air

Sebelum melaksanakan pengawetan kayu, petugas harus memakai alat-alat keamanan
seperti antara lain : sarung tangan karet dan tutup hidung.
Pemakaian tutup hidung sangat diperlukan pada waktu menimbang dan meng hancurkan
bahan pengawet.

Sistem Rendaman Panas / Dingin

Rendaman panas umumnya memberikan hasil yang lebih baik dari rendaman dingin.
Tujuan dari proses pemanasan di sini terutama untuk mengeluarkan udara dari sel-sel
kayu sebanyak mungkin dan memperbesar ruang-ruangannya, agar bahan pengawet
dapat lebih mudah dan lebih dalam masuk kedalam kayu.
Di samping itu, bila telah ada mahluk-mahluk perusak di dalam kayu, besar kemungkinan
akan mati karena suhu.
Garam Wolmanit dicampur sebegitu rupa diaduk rata.

CONTOH : ± 1.000 ltr.Air & 30 kg. Wolmanit CB

Kemudian komponen-komponen kayu yang telah siap hendaknya diatur rapi dalam be -
jana pengawet. Dan pada tiap-tiap tumpukan komponen kayu tersebut diletakkan kayu
pengganjal, dimaksudkan adalah agar pada komponen-komponen kayu tersebut terda-
pat rongga, sehingga larutan garam Wolmanit dapat masuk kesel-sel tumpukan kayu.
Setelah tumpukan komponen kayu dianggap cukup, maka campuran garam Wolmanit
dapat dimasukkan kedalam bejana pengawet, sehingga kayu dapat terendam betul
oleh larutan garam Wolmanit. Kemudian bejana pengawet tersebut dipanaskan dengan
api sampai mencapai panas 50°C - 60°C.

Setelah titik panas diperoleh, maka api dapat dipadamkan dan didiamkan selama 24
jam semenjak dipanaskannya bejana tersebut. Dimaksudkan agar larutan garam Wol -
manit dapat meresap betul-betul kedalam komponen-komponen kayu, sehingga cairan
dalam bejana sudah dingin. Maka kayu dapat dikeluarkan untuk kemudian diangin-angin-
kan selama 5 - 7 hari, baru siap digunakan.
Sebaiknya pada waktu diangin-anginkan kayu tidak terkena air hujan. Proses ini dapat
diulangi seterusnya.











Pekerjaan Kayu dibagi 3 Kelompok Utama :
1. Pekerjaan Kosen
2. Pekerjaan Rangka Plafond
3. Pekerjaan Rangka Atap :
- Kuda-kuda
- Gording, jurai, nok
- Usuk reng
- Listplank, papan talang
- Konsol, kolom dll.

V.2. PEKERJAAN KOSEN

Kosen biasanya di sub-kan, yang perlu kita perhatikan antara lain :
1. Gambar kerja (dicek terhadap denah dan letak, ukurannya)
2. Schedule pendatangan . (Dibuatkan form pendatangan )
Apabila kosen sudah datang perlu dicek ulang :
- Jumlah
- Type / ukuran / kerapihan / sambungan
- Jenis kayu
- Pengamanan / gawangan
Penempatan harus di tempat yang kering dan terlindung dari cuaca.
Pemasangan / penyetelan kosen harus diperhatikan :
- Peil kosen
- Lot ( vertikal )
- Angkur kosen untuk samping minimal 2 buah
- Angkur atas untuk lebar kosen lebih dari 2 m ( tiap jarak ± 1 m)angkur dibuat ø 10 mm
panjang ± 20 cm, pemasangan angkur tidak boleh langsung dipaku tapi harus di bor
dulu ( sebab kosen bisa pecah ).
- Skor pembantu harus dipasang di belakang kosen ( lihat Gambar ).
- Gawangan tidak boleh dilepas sampai dengan plesteran selesai.
- Angkur duk segera di cor.
- Pemasangan sesuai dengan gambar ( as dinding, rata luar, rata dalam ).
- Setelah dipasang harus diamankan dari benturan-benturan pekerja,
Lihat Gambar .
- Lebih dari 1,20 m di skoor bagian bawah (lihat gambar).

V.3. P L A F O N D

Gambar rencana ====> Gambar kerja
Yang perlu diperhatikan untuk rangka plafond adalah :
- Posisi / letak pembagian hanger ====> posisi / letak hanger berlawanan / tegak lurus
terhadap / dengan kuda-kuda ( plafond di bawah rangka atap ).
- Posisi / letak pembagian hanger arah memendek ( plafond di bawah plat beton ).
- Pemasangan hanger lihat tabel ( jarak sambungan ).
- Modul pembagian plafond :
Diusahakan menghindari potongan (las-lasan).
- Potongan tepi lebih besar dari 1/2 modul (diusahakan simetris).
- Pemasangan rangka plafond harus menghindari potongan terpendek.
- Pemasangan rangka plafond harus dengan klos ukuran 2/3 X 15 cm, satu sisi bagian
yang akan dilapisi bahan plafond harus diserut.
- Khusus pemasangan rangka plafond tepi dinding dengan kayu ukuran 4/6.
- Rangka lampu in bow dengan kayu 4/6.
- Kayu hanger yang tegak lurus dinding harus masuk dinding ± 5 cm.
- Rangka plafond harus di cat meni .
- kecuali ada ketentuan lain.

Penggantung Plafond :

- Untuk plafond di bawah atap kayu harus pakai penggantung kayu ukuran 3/5
- Untuk plafond dibawah atap selain atap kayu menggunakan kawat ø 4 mm
( Kawat seng tidak diperbolehkan )

Metode Pemasangan :

Peil ====> harus ditentukan & di ukurkan dari rencana lantai jadi (tidak boleh diambil dari
ambang atas kosen ). Dicheck dengan sistem benang silang dan diagonal.

V.4. RANGKA ATAP KAYU

Meliputi : Kuda - kuda
Gording - Jurai, Papan Nok, dll
Usuk reng, Listplank
Konsol

V.4.1. KUDA-KUDA
Kuda - kuda dibagi 2 macam :
- Normal , Bentang maksimum 8 m ( L 8 M' )
- Khusus bentang 8 m s/d maksimum 12 m ( L lebih dari 12 m tidak efisien dan terlalu
berat untuk konstruksi kayu )

Cara pembuatan kuda-kuda :
- Dibuat gambar kerja ====> perhatikan tempat sambungan disesuaikan dengan panjang
kayu normal ( yang ada di pasaran ) ===> posisi sambungan harus diusahakan sedemi-
kian rupa ( pada batang pertemuan ) (lihat gb. terlampir).
- Tiap sambungan harus di beri balok kunci sebagai penguat.
- Letak baut + beugel harus di perhatikan ( sesuai gb. kerja yang betul ).
- Tiap sambungan harus diberi kode tertentu untuk memudahkan pada saat penyetelan
kembali diatas, sebab kuda - kuda di buat di bawah dan dirangkai / di setel dulu di bawah
setelah betul-betul sempurna dilepas lagi untuk supaya ringan waktu menaikkan.

Fungsi Kuda - Kuda :
1. Struktur atap, sebagai rangka / dudukan penutup atap dan penggantung pekerjaan di ba-
wahnya misal plafond , dll.
2. Arsitektur atap, untuk membentuk atap sesuai fungsinya dan sebagai keindahan bentuk
atap itu sendiri.

V.4.2. GORDING JURAI, NOK, DLL

1. GORDING
- Gording adalah bagian dari rangka atap, dan fungsi utama sebagai penyangga penutup
atap ( atap asbes, seng dll ).
- Penyangga usuk reng ( atap genteng, sirap dll ).
- Untuk gording kayu idealnya tumpuan tidak boleh lebih dari 3 m bentang.
- Sambungan gording di buat sistem bibir miring berkait (lihat gambar).

2. JURAI & NOK
- Jurai dan nok juga bagian dari rangka atap yang letak dan posisi - posisinya pada ujung
tekukan atap ( sudut atap ).
Jurai ada 2 macam :
1. Jurai luar ====> nok
2. Jurai dalam ====> talang
Fungsi jurai dan nok adalah sebagai pemberhentian tumpuan .
Usuk pada sudut bentuk atap, sebagai tumpuan talang ( jurai dalam ), sebagai perletakan
papan nok / reuter ( jurai luar ).

3. USUK RENG
Fungsi : sebagai tumpuan langsung penutup atap genteng.
- Pemasangan usuk reng disesuaikan dengan jenis genteng yang akan di pakai.
- Jarak usuk di usahakan kelipatan dari panjang reng yang di pakai atau ada ketentuan
lain yang di syaratkan .
Ukuran usuk adalah 4/6 dan 5/7, sedang ukuran reng 1/2, 2/3, 3/5 .
- Bentang usuk tidak boleh lebih dari 2 m dengan sudut atap kurang dari 30°

4. LISTPLANK
Fungsi : sebagai penutup akhiran usuk / list tepi atap .
Listplank kayu ada beberapa bentuk variasi sesuai dengan permintaan (gambar yang
sudah di tentukan ).
- Listplank di pasang dengan bantuan pelurus, yang mana pelurus itu sebagai pengikat
ujung ujung usuk supaya jarak dan ukuran usuk terkontrol.
- Sambungan listplank menyesuaikan 1/2 ekor burung ( lihat gambar )

5. KONSOL
Fungsi : sebagai penyangga rangka atap overstek
- Yang perlu di perhatikan adalah cara sambungan dan kedudukan angkur .
Sambungan konsol terutama bagian atas batang tarik harus sambungan berkait
( gambar ).
- Contoh Macam-macam sambungan ( Gambar terlampir )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar