Selasa, 29 Desember 2009

BAB XII SUB-SUB KONTRAKTOR

XII.1. PENGERTIAN
Sub-sub Kontraktor merupakan partner di dalam mengerjakan suatu proyek. Untuk
itu diperlukan adanya kerja sama yang baik antara kita sebagai Main Kontraktor
dengan Sub Kontraktor yang akan mengerjakan sebagian pekerjaan di proyek.

XII.2. Cara Pemilihan Sub-Sub Kontraktor

Sebaiknya di dalam pemilihan Sub-Sub Kontraktor diadakan tender fight sehingga
dari Sub ada kompetitif yang positif baik harga maupun metode kerja yang effisien.

XII.3. Cara Kerja Sama yang Baik dengan Sub-Sub Kontraktor

1. Sebelum pekerjaan dimulai harus dibuat Surat-Surat Kerja Sama yang isinya :
- Lingkup pekerjaan yang akan dikerjakan oleh sub kontraktor
- Nilai Pekerjaan
- Spesifikasi
- Dan pasal-pasal lain yang perlu dicantumkan.
2. Kesanggupan menempatkan seorang pelaksana yang selalu berada dilapangan dan
diberi wewenang oleh Sub Kontraktor yang bersangkutan sehingga memudahkan
komunikasi antara Sub Kontraktor dengan Main Kontraktor.
3. Supaya membuat Time Schedule penyelesaian Proyek, disesuaikan dengan Time
Schedule Main Kontraktor.
4. Jadwal Pendatangan Material
5. Jadwal pendatangan Man Power
6. Segera menyelesaikan Opname pekerjaan, sebelum pekerjaan berakhir.
7. Sub Kontraktor diwajibkan membuat gambar perencanaan dan gambar kerja saat
pelaksanaan, serta As Built Drawing ( 1kalkir, 2 lightdrugk ).
8. Sub kontraktor harus membuat metode pekerjaan sebelum memulai pekerjaan
9. Dibuatkan contoh material dan mock-up dan brosur.
10. Memberikan kartu garansi/jaminan serta buku manual operating.


XII.4. SUB-SUB KONTRAKTOR & LEVERANSIR YANG DIPAKAI SELAMA INI


No. Nama Sub / Levaransir ALAMAT Telephon Keterangan


I. MATERIAL LOKAL

1 UD. Pelangi Jl. Setiabudi 470700 Ibu Ninik
2 Telaga Mas
3 Budi Rahayu
4 Ramidi
5 Triono
6 Jalal
7 Ali Rusman
8 Pagar Alam Jl. Pedurungan Kidul 71 710123 Tuhono
9 Sawali
10 Setia Jl. Majapahit 221 Smg 415526 Setiarso
11 Jais
12 Putra Bhakti Jl. Kokrosono 45 Smg 547145
13 Ibu Santoso
14 ES PE DE
15 CV. Samijaya
16 Ibu Mulyani

II. Saniter / Keramik / Granit

1 Graha Pradipta Pertokoan Jurnatan B-14 512000
2 Catur Sentosa Adiprana Jl. Madukoro A - 32 604888
3 Super Itali
4 K I A Jl. Pandanaran 2 - 6 B-9 310056
5 Istana
6 Mercu Alam Sakti Pertokoan Jurnatan B-6 545865
7 Maju Jl. THD 4 Pekojan, Smg 540558
8 Pantes Jl. Pekojan Smg 546926
9 Baja

III. PK Kayu

1 Hutan Bungas Jl. Siliwangi 376 A Smg 601450 Leo
2 Usaha Kita
3 Cendana Sari Jl. Majapahit 289 Smg 518067
4 Ibu Nur
5 Kondang Murah
6 Sumidi

III. Eternit
1 Interseles Jl. Kol. Sugiono 22 Smg 544308
2 Jasbes
3 Gunawan Jl. Dr. Cipto 157, Smg 416459 Koh Poo
4 Kerang
5 Agung


No. Nama Sub / Levaransir ALAMAT Telephon Keterangan


IV. Paving / Bataco
1 Alam Daya Sakti Jl. Pahlawan 2 A 313517
2 Ikan Mas Jl. Sugiyopranoto 92 310292 Arvani
3 Kupu Intan
4 Sugema
5 102

V. TB Besi
1 Prima Dharma P Jl. Industri Raya Timur II/A36 581023
2 Cemerlang Baru
3 Cemerlang Putra
4 Maiko Baru
5 Bina Baru
6 Rejo Agung Jl. MT. Haryono 540850 Yang-yang
7 Baja
8 Pantes Jl. Pekojan 546926 Tjee Gie
9 Maju Jl. THD 4 Pekojan, Smg 543511
10 Lestari
11 New Lestari Jl. Agus Salim 49, Smg 549256
12 Naga Sakti Jl. HA. Salim 8 - 9 , Smg 518289
13 Graha Pradipta Pertokoan Jurnatan B-14 513000
14 Tang Seng Pekojan THD 9-10 Smg 550782
15 Panca Usaha Sakti Jl. Terboyo Industri VIII/6 584401-7
16 Lie Son Seng Jl. Pekojan 540640 A Hong
17 Karang Anyar Jl. Industri II - 22 580968
18 Cahaya Surya Jl. Petudungan 4, Smg 546263

VI. Pipa Gip
1 Cemerlang Putra
2 Bina Baru
3 Cemerlang Baru
4 Maiko Baru
5 Lie Son Seng Jl. Petudungan 4 , Smg 546269

VII. Sub Kontraktor

1 CV RAHAYU
- Pekerjaan Listrik
- Pek. Penangkal Petir
- Plumbing
- Pemasangan Saniter
2 CV. Kokoh Manunggal Abadi
- Kosen Alumunium
- Curtain Wall
- Kaca
- Partisi
- Plafond



No. Nama Sub / Levaransir ALAMAT Telephon Keterangan


3 GRAHA PRADIPTA
- Plafond
- Saniter
4 GUDANG GRANITE
- Granit
- Marmer
5 PANCA USAHA SEJATI
6 SEMARANG MAKMUR
7 POLA JATI
8 KUSUMA JAYA
9 BRAMUSA / P. Yoseph
10 MANGARA
11 TERAS CENTRAL JAVA
12 MUSONO
13 PATON
14 JASA SRI SUMBER REJEKI
15 BASARI
16 ALFA
17 IRANA ANGKASA
18 JAYA KENCANA
19 MATARAM KACA
20 SINAR KACA
21 PROPAN
22 PRIMA AGUNG


























XII.5. DAFTAR MANDOR-MANDOR YANG DIPAKAI SELAMA INI


No. Nama Mandor A l a m a t Telephon Keterangan


I. Dalam kota

1 SUHARNO
2 PARDIYO
3 SURATMIN
4 MULYONO
5 NUR ALI
6 SUPENO
7 KUSNO
8 KISMONO
9 YANTO
10 LEGINO
11 JUMIKO
12 ELYAS
13 SADRI
14 AKHMAD
15 SAHLI
16 SYAHRI
17 NASIRIN
18 TOMO
19 AHWADI
20 SUTIMAN
21 KASWAN

II. Luar kota

1 PRAYIT
2 JUWARYANTO
3 SAHONO
4 ADNAN
5 SARMAN
6 NGADINO
7 KASTO
8 PARYONO
9 FAHRUL
10 MULYONO
11 DARMAJI
12 SAGIYO
13 WAGIMAN
14 SAMIDI

BAB XI PEKERJAAN M & E

BAB XI
PEKERJAAN M & E



XI.1. PLUMBING

Fungsi dan tujuan :
Menciptakan suatu bangunan yang memenuhi kesehatan dan sanitasi yang baik
dengan suatu sistem pemipaan yang dapat mengalirkan air bersih ketempat
tempat yang dituju dan membuang air kotor ke saluran pembuang tanpa mence -
mari bagian penting lainnya dengan tidak melupakan kenyamanan dan keindahan.

Sistem plumbing yang dikenal meliputi :
1. Saluran air bersih : - Saluran KM/WC
- Saluran Penampungan Air
- Saluran Pemadam Kebakaran

2. Saluran air kotor : - Saluran pembuangan dari KM/Wc
- Saluran pembuang air hujan
- Saluran Kotor WC ke Septictank

3. Saluran Gas dan udara

Bahan yang umum digunakan adalah dari besi/baja dengan lapisan galvanis, plastik, pvc,
porselin dan dari beton betulang.
Bahan harus memenuhi syarat tidak menyerap air, mudah dibersihkan, tidak berkarat atau
mudah aus.
Untuk instalasi air bersih maupun air kotor dalam bangunan kecuali instalasi air panas
biasa digunakan pipa PVC, pipa ini dapat dibagi (bila tidak ada spesifikasi khusus) :

1. Berdasarkan typenya ( ketebalan ) :
a. Type AW
Untuk pipa dengan kawalitas yang paling baik ( tebal ).
Biasanya digunakan untuk saluran air bersih / air minum yang mempunyai kekuatan
tekan yang cukup tinggi.
b. Type D
Untuk pipa kwalitas sedang dengan tebal medium.
Biasanya digunakan untuk saluran pembuang, seperti saluran air hujan, saluran pem-
buangan bekas cuci / mandi, saluran septictank, dsb.
c. Type C
Untuk pipa dengan kwalitas paling rendah (tipis).
Digunakan untuk sparing-sparing listrik yang tertanam dalam dinding.

2. Ukuran diameter penampang pipa.
a. Untuk saluran air bersih digunakan ukuran 1/2", 3/4", 1", 1,5".
b. Untuk saluran pembuang digunakan ukuran 1", 1,5" 2", 3", 4", 5".

Merek-merek yang di pasaran contohnya : Wavin, Rucika, Maspion, Pralon, Impralon, Dexlon.

XI.1.1. METODE PELAKSANAAN

A. Instalasi Air bersih :
1. Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah denah Plumbing serta Diagram
Isometri dimana dapat diketahui jalur-jalur instalasi pipa itu diletakkan.
2. Pemasangan pipa dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum pekerjaan
plesteran dan acian, fungsi untuk menghindari bobokan yang menyebabkan kere-
takan dinding. (Untuk instalasi dalam bangunan).
3. Untuk pemasangan di luar bangunan seperti pipa saluran air hujan dikerjakan
setelah pekerjaan plesteran diselesaikan.
4. Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton harus dipasang sparing
atau pemipaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran.
5. Pipa yang posisi/letaknya sudah betul segera ditutup dengan plug/dop yang tidak
mudah lepas (menghindari kotoran/adukan masuk sehingga terjadi penyumbatan).
6. Hindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran.
7. Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter
8. Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan nat keramik / as
keramik, simetris dengan luas keramik.
9. Setelah instalasi terpasang segera diadakan test tekanan pipa :
- Untuk pipa Gip maximum 10 Bar
- Untuk pipa PVC maximum 6 Bar

B. Instalasi air Kotor
1. Hal yang perlu diketahui :
Denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor serta jalur pembuangan.
2. Hindari /jangan terlalu banyak percabangan.
3. Sambungan harus betul-betul rapat.
4. Untuk air bekas (mandi/cuci) harus dibuat Manhole untuk kontrol pembersihan (bak
kontrol) pada tempat-tempat tertentu.
5. Untuk lubang saluran pembuang harus diberi saringan.
6. Sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton.
( diatas plat = 25 cm, dibawah plat = 15 cm ), bagian atas supaya ditekuk atau
digepengkan / ditutup dengan cara dipanaskan.
7. Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (jika saniter telah ditentukan).
8. Jika saniter belum ditentukan , dipakai sistem Block Out.
9. Sparing Clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing closet (bila ada), di -
mana letak sparing clean out berada di samping atau dekat dengan sparing closet,
fungsinya adalah untuk pembersihan apabila closet terjadi penyumbatan.
10. Fan out dipasang bila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan dengan
saluran pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk mengurangi tekanan udara
pada pipa pada saat closet di gelontor dengan air.
11. Floor drain supaya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan kurasan bak.











C. Saluran Air Hujan.
1. Pipa diletakkan persis dibawah lobang talang yang telah diberi torong talang.
2. Pipa saluran air hujan dapat dipasang menempel di dinding luar dengan mengguna-
klem atau dapat ditanam di dinding bila berukuran < 2 ".
3. Bila saluran pembuang air hujan berupa saluran tertutup harus dibuat bak kontrol pa-
da pertemuan pipa air hujan dengan saluran pembuang.
4. Bila terdapat sambungan, arah shock harus sebelah atas, dan penyambungannya
harus benar-benar kuat.
















D. Saluran Pipa Wc ke Septictank
1. Pipa saluran dari closet menuju ke septictank harus diperhatikan kemiringannya, ka-
rena kemiringan pipa dapat memperlancar penyaluran kotoran apabila digelontor
dengan air, kemiringan minimal 2 %.
2. Pipa sebaiknya dipergunakan kwalitas yang baik atau minimal type D.
3. Jangan ada percabangan untuk pipa yang ditanam di tanah (bangunan 1 lantai), ka-
rena bila ada penyumbatan susah untuk perbaikannya.
Untuk bangunan bertingkat (ada shaft) harus dibuat clean out dan fan out.


XI.1.2. PENYAMBUNGAN PIPA

1. Alat : Gergaji
Amplas
Lem PVC
Shell tape
Kunci Pipa
2. Untuk pipa PVC, dipotong sesuai dengan ukuran ujungnya diamplas terlebih
dahulu dan dibersihkan oleskan lem pada ujung dan dalam shock (penyambung)
segera masukkan gerakan arah lurus jangan diputar, tunggu sampai kering.
Apabila belum kering betul posisi sambungan jangan digerakkan, karena akan
menyebabkan lem yang telah dioles menjadi tidak rekat.
3. Pada sambungan pipa yang mempunyai drat terlebih dulu dibungkus sheeltape
secukupnya pada drat sisi luar baru dimasukkan drat dalam dan diputar sampai
kencang dan rapat.
4. Pada penyambungan pipa besi lebih banyak dipakai sistem drat dan las.
Untuk penyenaian pipa minimum 4 baris/alur/drat.


XI.2. ELEKTRIKAL / PEKERJAAN LISTRIK

Pengertian dan fungsi :
Suatu sistem instalasi/jaringan yang meliputi penerangan, instalasi daya, box pembagi
tegangan.
Material penghantar listrik adalah kabel (NYM, NYY, NYF, NYA) serta pipa baik PVC
atau besi untuk pelindung hantaran yang tertanam.
Kabel penghantar yang biasa dipergunakan adalah merek KABELINDO, SUPREME,
TRANKA, dll. Merek dapat dikenali pada pembungkus (isolasi) sepanjang kabel beserta
jenis dan jumlah kawat atau diameter kawat tembaganya.







Peralatan dan bahan listrik :
1. Panel dan kotak pembagi
2. Saklar dan zekering-zekering
3. Alat-alat ukur (voltmeter & Ampre meter)
4. MCB
5. Stop kontak / stop kontak daya
6. Lampu penerangan
7. Grounding atau pentanahan

METODE PELAKSANAAN

1. Semua hantaran (kabel) yang ditarik dalam pipa / cabelduct harus diusahakan
tidak tampak dari luar (tertanam)
2. Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran.
Pemasangan sparing-sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom beton
harus dipasang terlebih dahulu sebelum pengecoran, kabel diusahakan dimasuk-
kan bersamaan dengan pemasangan sparing.
3. Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran
dan acian dikerjakan.
4. Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang mudah
dicapai untuk perbaikan (perawatan).
5. Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung dengan
baik sehingga tidak tersentuh atau menggunakan lasdop dan ditempatkan pada
Te Dos.
6. Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus rata (untuk
memudahkan penarikan kabel).
7. Jaringan arde harus dipasang tersendiri / terpisah dengan arde penangkal petir.
- tidak boleh ada sambungan
- dihubungkan dengan elektroda pentanahan
- ditanam sampai minimal mencapai air tanah
8. Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat / balok
atau pada balok kayu rangka langit-langit.
9. Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada shaft harus
diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu rumit (banyak).


10. Stop kontak dan saklar.
Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar dipasang setinggi
150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya).
Pemasangan stop kontak dan saklar harus rata dengan dinding.
11. Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.


XI.3. PENANGKAL PETIR KONVENSIONAL

Pengertian :
Instalasi yang terdiri dari komponen-komponen dan peralatan-peralatan, dan secara
keseluruhan berfungsi untuk menangkal petir, dan menyalurkannya ke tanah, yang di
pasang sedemikian rupa sehingga semua bagian dari bangunan beserta isinya, atau
benda-benda yang dilindungi terhindar dari sambaran petir.
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan dan memasang sistem
penangkal petir, antara lain :
- keamanan secara teknis
- penampang hantaran-hantaran pembumian (grounding)
- ketahanan mekanis
- ketahanan teradap korosi
- bentuk dan ukuran bangunan yang dilindungi.
- faktor ekonomis.

Bangunan yang perlu diberi penangkal petir adalah :
- Bangunan-bangunan tinggi, seperti gedung bertingkat, menara-menara, dan cerobong
cerobong pabrik.
- bangunan penyimpanan bahan yang mudah terbakar atau meledak seperti pabrik
amunisi, gudang penyimpanan bahan peledak, gas, cairan yang mudah terbakar.
- Bangunan umum seperti gedung pertunjukan, gedung sekolah, stasiun, dll.

Bagian - bagian dari sistem penangkal petir adalah sebagai berikut :
1. Penangkap Petir
2. Penghantar Penyalur Petir
3. Penyambung penghantar-penghantar
4. Komponen logam dekat Instalasi Penangkal Petir
5. Sistem Pembumian

XI.3. 1. Penangkap Petir (Speed)

Berupa batang pejal yang ujungnya runcing (Copper) dari tembaga, baja galvanis
atau dari alumunium, ukuran diameter minimum adalah 1/2 inch, panjang 1,5 - 2 m'.
Penangkap petir dipasang pada tempat-tempat yang ujungnya runcing seperti
bubungan atap, jurai, puncak menara, cerobong asap, atau pada bangunan yang
menonjol di atap.
Rumus praktis untuk bangunan dibawah 2 lantai atau tinggi maximum 10 m,dapat
dipakai rumus :

d = 3 t dimana : d = daerah yang dilindungi
t = tinggi speed ( max = 2 m' )







t = max = 2 m



d max = d



XI.3.2. Penghantar Penyalur Petir
Adalah penghantar (Konduktor) dari tembaga dengan diameter minimal 8 mm atau
luas penampang 50 mm².
Setiap bangunan paling sedikit harus mempunyai dua buah penghantar peyalur
petir. Untuk bangunan dengan lebar lebih dari 12 meter (lebar atap bangunan) di-
perlukan paling sedikit 4 buah penghantar penyalur petir.
Penghantar penyalur petir utama sedapat mungkin simetris dengan denah dasar
bangunan. Penghantar tidak boleh diletakkan di dalam pipa talang air hujan.







25 25


XI.3.3. Penyambung penghantar-penghantar

Adalah penyambungan antar penghantar penyalur atau antar penghantar penya-
lur dengan pentanahan, atau penyalur dengan penangkap petir, antara penghan-
tar pembumian dengan elektroda pembumian.
Penyambungan harus kuat, tahan lama dan tahan terhadap pengaruh elektris dan
mekanis.
Penyambungan penghantar penyalur harus paling tidak menggunakan 2 buah
klem, penyambungan di dalam tanah harus dengan dengan 2 sekrup dengan
diameter minimum 8 mm.
Penyambungan antara penghantar pembumian yang menghubungkan sistem
pembumian dengan penghantar sambungan ukur, harus mudah dibuka kembali,
untuk tujuan pengukuran tahanan pembumian.

XI.3.4. Komponen logam dekat Instalasi Penangkal Petir

Komponen - komponen logam agar dijauhkan dari instalasi penangkal petir, bila
tidak akan menimbulkan bahaya flash over, bila ada manusia diantara benda
tersebut dan dapat menimbulkan kebakaran jika terdapat bahan yang mudah
terbakar. Masalah ini dapat dihindari dengan menjauhkan benda tersebut dengan
instalasi penangkal petir atau cara lain adalah dengan menghubungkan benda
logam tersebut.
Jarak minimum benda logam terhadap instalasi penangkal petir adalah :

D > 1/20 L --------> dimana : D = jarak logam dengan instalasi petir
L = panjang penghantar.

XI.3.5. Sistem Pembumian / Pentanahan / Grounding

Suatu sistem dengan elektroda pembumian dari logam yang ditanam di dalam
tanah yang berfungsi untuk menyebarkan arus petir ke dalam tanah.
Elektroda pembumian dari tembaga berupa silinder pejal diameter 1/2 " atau dari
baja galvanis silinder pejal diameter 1/2 ".


METODE PELAKSANAAN

1. Batang penangkap petir ( speed ) harus dipasang kokoh pada batang penyangga
secara vertikal terhadap rata air.
2. Batang penangkap petir dipasang pada titik tengah dari daerah yang dilindungi,
dan merupakan daerah yang paling tinggi atau lancip dari bangunan itu, seperti :
bubungan, jurai, cerobong asap.
3. Batang penyangga tinggi minimal 1 m dari pipa gip (tahan karat / cuaca) dan diklem
kuat dengan batang penangkap petir serta ditanam secara kokoh di kerpus atau
beton yang telah diberi angkur baut.
4. Pada batang penangkap petir dihubungkan dengan konduktor / penghantar dari
kabel tembaga (BC) diameter minimal 8 mm atau penampang 50 mm² serta di klem
secara kuat dan diklem ke bubungan setiap 25 cm ( 3 bh tiap 1 meter).
Klem dapat dibuat dari plat strip dan diberi skrup atau mur baut.
5. Konduktor/penghantar menjalar pada bubungan , bila ada belokan sudut belokan
nya harus lebih besar dari 90°.
6. Sambungan sebaiknya dihindari, tetapi bila ada sambungan harus menggunakan
klem minimal 2 buah.
7. Konduktor yang menjalar tegak di dinding harus dilindungi dengan pipa PVC dan di
klem ke dinding.
8. Kawat konduktor / penghantar yang dihubungkan dengan elektroda pentanahan
diberi pelindung dari pipa gip sepanjang penghantar tersebut di dalam tanah.
9. Penyambungan kawat konduktor dengan elektroda harus dapat dibuka kembali
untuk dapat dites kembali tahanan tanah.
10. Ketahanan tanah minimal yang diijinkan adalah 5 ohm.
11. Pada daerah elektroda yang ditanam (ditanah) sebaiknya diberi arang dan garam
untuk menjaga tahanan tanah atau untuk mengikat air tanah agar tidak cepat lari,
bila musim kemarau, serta dapat mempercepata penyebaran petir ke tanah.

BAB X PEKERJAAN FINISHING

BAB X
PEKERJAAN FINISHING



X.1. PEKERJAAN PENGECATAN

Cat adalah bahan campuran yang terdiri dari bahan pengikat, pigmen (pewarna)
dan pelarut. Campuran ini akan membentuk lapisan tipis, padat dan kering, (setelah lapi-
san pelarutnya menguap).
Fungsi yaitu memberi perlindungan bahan atau material dari keausan karena pengaruh
udara, matahari, air & jamur. Disamping juga memberikan nuansa keindahan kenyama -
nan juga kesejukan.
Cat dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu Interior (dalam) dan Exterior (luar), untuk
Exterior harus memiliki daya tahan yang lebih baik terhadap pengaruh cuaca ataupun
jamur. Pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan kuas, roller ataupun dengan
semprot.

X.1.1. JENIS CAT

Cat terdiri dari 2 (dua) jenis : - Water base ( campuran air )
- Oil base ( campuran minyak )
Penggunaan tergantung dari bahan yang akan dikerjakan dan dilapisi cat serta janis cat
yang digunakan dan dapat juga dari bahan cat yang akan digunakan.
Perbedaan antara cat murah dan cat mahal :

Cat mahal Cat murah

- Kental - encer
- Membuat lapisan/film coating - Hanya menempel pada permukaan
pada permukaan tembok tembok.
- Kalau dicuci, cat tetap menempel - kalau dicuci cat akan hilang
- Warna tahan lama - Warna pudar
- Daya tutup baik - Daya tutup kurang.



X.1.2. METODE PELAKSANAAN :

A. CAT DINDING / PLAFOND
1. Persiapkan bahan bahan yang akan digunakan, seperti :
Amplas, gerenda mesin, kain lap, lem Fox, PC putih, kuas/rooler/alat semprot, skrap
elastis, air bersih, bahan cat, ember tempat cat.
2. Bidang yang akan dicat harus dalam keadaan bersih dan kering
3. Permukaan diratakan/dihaluskan dengan amplas atau gerenda mesin, sampai di-
dapatkan permukaan yang halus.
4. Bersihkan sisa amplas dengan kain lap dan buat bahan plamur seperti tabel
berikut :



1 lem : 3 PC
1 lem : 3 Mill halus
1 lem : 3 Kapur dempul
1 Addibond : 3 PC
1 Addibond : 3 Mill halus
1 Addibond : 3 Kapur dempul
1 lem : 1 PC : 3 Mill halus

Perbedaan secara ekonomis :

1 lem : 3 PC
- Cepat kering
- Harus langsung habis
- Hasil bagus ,keras
- Harga (/Kg) : Rp 6250 + 360 = Rp 6610

1 lem : 3 Mill halus
- Lambat kering
- Dapat disimpan
- Hasil halus, rontok
- Harga (/Kg) : Rp 6250 + 400 = Rp 6650

1 lem : 3 Kapur dempul
- Lambat kering
- Dapat disimpan
- Hasil bagus, lentur
- Harga (/Kg) : Rp 6250 + 750 = Rp 7000

1 lem : 1 PC : 3 Mill halus
- Cepat kering
- Harus langsung habis
- Hasil bagus ,halus, keras
- Harga (/Kg) : Rp 6250 + 360 + 400 = Rp 7010

* bahan yang dianjurkan 1 Lem : 1 PC : 3 Mill halus
Boncrete

Dan campurkan warna cat yang diinginkan secukupnya, sekaligus untuk cat dasar.
Aduk sampai rata.
Untuk Exterior sebaiknya dilapisi dengan cat dasar Alkali atau tidak diplamur agar
tahan terhadap cuaca, atau gunakan jenis cat Wheather Shield.
5. Oleskan bahan plamur pada permukaan bidang dengan menggunakan skrap
elastis,agar pori-pori permukaan tertutup dan rata. Arah Olesan plamur harus satu
arah agar rapi dan jangan sampai merusak sponengan dan menutup tali air plesteran.
6. Tunggu sampai kering dan amplas kembali, agar permukaan dan sisa olesan
plamur rata.
7. Kontrol pekerjaan plamur secermat mungkin, bila masih ada bagian yang lubang/
cekung segera plamur ulang dan bila ada bagian yang menggelombang diamplas
kembali atau gunakan gerenda mesin.
8. Siapkan bahan cat sesuai warna yang diinginkan. Bahan cat, (untuk cat 1 x) diencer-
kan dengan air bersih sampai 30 % dan aduk sampai rata.

9. Pengecatan dapat menggunakan kuas/roller atau semprot dan dilaksanakan sapu-
an satu arah (vertikal atau horisontal).
10. Ulangi pengecatan ulang bila cat pertama sudah kering.
11. Pengecatan ulang yang ke 2 diencerkan dengan air 20 %.
Pengecatan ke 3 diencerkan dengan air sampai 20 %.
12. Bila telah selesai bersihkan sisa percikan cat yang jatuh dengan lap basah, dan
bersihkan kuas/roller/semprot dengan air bersih serta simpan cat pada tempat se-
juk dan kering.

No. MACAM PLAMUR CAT
1. Tembok Luar - Alkali - Weathershield
- Bondcrete + air 25 %
- Cat = 6,00 m2/Kg
Dalam - 1 lem : 1 PC : 3 Mill - Cat mutu sedang
( sebaiknya tanpa plamur ) + air 30 %
- Cat = 4,00 m2/Kg
2. Gypsum - sambungan dengan - Cat mutu sedang
compound gypsum + air 30 %
- Cat = 4,00 m2/Kg
3. Plywood - cat minyak (tdk harus) - Cat mutu sedang
- 1 lem : 1 PC : 3 Mill + air 30 %
- Cat = 4,00 m2/Kg
4. A s b e s - plamur encer - Cat mutu sedang
+ air 30 %
- Cat = 4,00 m2/Kg
5. G R C - plamur encer - Cat mutu sedang
+ air 30 %
- Cat = 4,00 m2/Kg


CATATAN :
- Untuk bagian sudut campuran air pada bahan cat prosentase air lebih sedikit
± 15 - 20 % , karena untuk memudahkan pelaksanaan dan mencegah terjadinya
perbedaan warna, bila pengecatan dengan sistem roll.
- 1 kg cat putih = 4,00 m2
- 1 kg cat warna cerah = 4,00 m2 tergantung merek.
- 1 kg cat warna muda = 4,00 m2
- Pelaksanaan dapat dilakukan dengan kuas, roll & semprot.
Kuas = 4,50 - 5,00 m2/Kg
Roll = 4,00 m2/Kg
Semprot = 5,00 - 6,00 m2/Kg

MASALAH YANG TIMBUL

MASALAH PENYEBAB TINDAKAN

1. Bercak-bercak - Perembesan uap - Amplas habis
atau garam kedalam - Ulaskan bahan sealer
tembok - Plamur ulang mutu yg baik
- Dinding saat di cat - Cat ulang mutu yg baik
basah


MASALAH PENYEBAB TINDAKAN


2. Terkelupas - Plamur kwalitas jelek - Amplas habis
(Flaking) - Permukaan dinding - Ganti bahan plamur yang baik
kurang bersih - Cat ulang

3. Jamur / lumut - Penetrasi air dalam - Perbaikan plesteran dinding
cukup besar mungkin ada retak/mutu
plesteran jelek

4. Daya tutup kurang - Campuran air terlalu - Campuran air sesuai
baik banyak kebutuhan
- Cat murah - Ganti mutu cat

5. Menggelembung - Dinding belum kering - Amplas habis
(Blistering) - Biarkan dinding kering
- Ulaskan bahan sealer
- Plamur + cat mutu baik

6. Perubahan warna - Pigmen cat berubah - Cat ulang
karena cuaca, jamur
garam, asam dan
cairan pembersih/sabun

7. Berkerut - Lapisan cat sudah tua - Amplas habis
- Pelapis cat lebih cepat - Cat ulang
kering daripada lapis -
an dasarnya

8. Cissing - permukaan mengan - - Bersihkan dengan air sabun
( cat tdk menempel) dung minyak - Cat ulang



B. CAT MINYAK

1. Persiapkan bahan-bahan yang akan digunakan seperti Kain kering, amplas, meni,
plamur /dempul, kuas/ semprot, cat.
2. Bidang yang akan dicat harus dalam keadaan kering dan bersih, amplas permuka-
an sampai rata dan halus atau gunakan amplas mesin.
3. Persiapkan cat meni dengan campuran 1 Afduner : 2 cat meni, dan kuaskan cat
meni agar pori-pori kayu terisi.
4. Tunggu sampai kering dan plamurlah bidang agar permukaan yang cekung terisi
serta rata.
5. Haluskan dengan amplas atau gerenda mesin setelah plamur kering, ulangilah pe-
kerjaan plamur dan pengamplasan sampai didapatkan permukaan yang rata dan
halus.
6. Bersihkan permukaan dengan kain kering dan pekerjaan Cat dilaksanakan dengan
campuran 1 tinner : 2 cat, bila menggunakan sistem semprot campuran memakai
1,5 tenner : 2 cat. Ulangi pelaksanaan 2 - 3 kali. Pengulangan pengecatan dilaksa-
nakan setelah 24 jam.

7. Untuk mendapatkan hasil yang halus, bila perlu hasil cat digosok dengan compound
dan oleskan bahan pengkilap agar warna terlihat cerah.
8. Bila telah selesai bersihkan kuas/semprot dengan tenner serta simpan cat pada
tempat sejuk dan kering.

No. MACAM PLAMUR CAT

1. Tembok - 1 lem : 1 PC : 3 Mill - Cat + tinner B
- Cat = 4,00 m2/Kg

2. Gypsum - Tanpa plamur - Cat + tinner B
- Cat = 4,00 m2/Kg

3. Plywood - cat minyak (tdk harus) - Cat + tinner B
- 1 lem : 1 PC : 3 Mill - Cat = 4,00 m2/Kg

4. A s b e s - Plamur encer - Cat + tinner B
- Cat = 4,00 m2/Kg

5. G R C - Plamur encer - Cat + tinner B
- Cat = 4,00 m2/Kg

6. B e s i - meni besi (alkyd) - Cat + tinner B
- dempul plastik - Cat = 4,00 m2/Kg

7. K a y u - meni kayu (alkyd) - Cat + tinner B
- 1 lem : 1 PC : 3 Mill - Cat = 4,00 m2/Kg
- retan siller ( anti getah)
( tdk harus)
- cat minyak (tdk harus)


CATATAN :
- Afduneer digunakan sebagai pelarut meni.
- Afduneer jangan digunakan untuk pelarut cat, karena hasil tidak memenuhi syarat
( warna busam & tidak cerah).
- Tineer mutu A digunakan sebagai pelarut untuk mutu terbaik, agar dihasilkan mutu
yang baik dan warna cat cerah serta tahan lama.
- Tineer mutu B digunakan sebagai pelarut untuk mutu sedang agar dihasilkan mutu
yang baik dan warna cat cerah .
- Pelaksanaan dapat dilakukan dengan kuas, roll & semprot.
Kuas = 3,50 m2/Kg
Roll = 3,00 m2/Kg
Semprot = 4,00 - 5,00 m2/Kg

C. D U C O

1. Persiapkan bahan - bahan yang akan digunakan seperti Kain kering, amplas,
amplas halus, tenner super, retan siller (anti getah), hardener (pengeras), Meni
dempul plastik , cat.
2. Bersihkan permukaan bidang dengan kain kering dan amplas sampai halus, bila
perlu gunakan mesin amplas.

Pada bidang besi / baja tujuan untuk menghilangkan permukaan besi/baja dari
karat.
3. Semprotkan retan siller (anti getah) + hardener + tenner sampai rata, perbandingan
1 : 0,5 : 0,5 (untuk bidang kayu) .
Tunggu sampai kering ( 24 jam ) dan haluskan dengan amplas atau gerenda
mesin. Ulangilah pekerjaan tersebut sampai didapatkan hasil yang diinginkan.
4. Bersihkan permukaan bidang dan semprotkan Epoxy ( cat dasar ) + tenner
dengan perbandingan 2 : 1
Tunggu sampai kering dan amplas agar permukaan halus. Bila didapatkan permu-
kaan yang cekung, harus diratakan dengan dempul plastik dan diamplas kem-
bali sampai rata, serta pengecatan cat dasar diulangi lagi untuk bagian yang tidak
rata saja
5. Untuk lapisan terakhir atau top coat gunakan perbandingan 1 ltr cat + hardener : 2
tenner, aduk sampai rata dan semprotkan, tunggu sampai 24 jam agar kering
dan amplas kembali.
Ulangi pekerjaan Top Coat sampai di dapatkan hasil yang baik.
6. Untuk mendapatkan hasil yang halus, bila perlu hasil cat digosokkan dengan
compound dan oleskan bahan pengkilap agar warna terlihat cerah.
7. Bila telah selesai bersihkan alat semprot dengan tenner serta simpan cat pada
pada tempat sejuk dan kering.

No. MACAM PLAMUR CAT

1 B e s i - meni besi - Cat + Hardener
- dempul plastik + tenner super
- ( cat dasar / pelindung) - Cat = 4,00 m2/Kg

2 K a y u - meni kayu - Cat + Hardener
- retan siller ( anti getah) + tenner super
( tdk harus) - Cat = 4,00 m2/Kg
- dempul plastik
- ( cat dasar / pelindung)


CATATAN :
- Untuk pekerjaan bidang besi diperhatikan :
1. Pembersihan karat dan kerak besi dengan cara :
- amplas/gerenda
- dibersihkan dengan asam sulphate, dan asam phosphate.
- dipanaskan dengan nyala api tinggi.
2. Pemberian lapis lindung / primer

BAHAN LAPIS LINDUNG

- Besi Alkyd Primer (syncromate)
- Baja Alkyd Primer
- Galvanis, seng Vinyl etch primer
- Almunium Vinyl etch primer
- Tembaga tidak dicat (Vinyl etch primer)
- Kuningan tidak dicat (Vinyl etch primer)
- Perunggu tidak dicat (Vinyl etch primer)


3. Keuntungan & kerugian Lapis Lindung


J E N I S KEUNTUNGAN KERUGIAN PENGGUNAAN
DI DAERAH

ALKYD mudah diaplikasi cepat pudar agresivitas lingk. rendah
mudah dicat warna cepat luntur konstruksi besi/baja
ketebalan rendah

VINYL tahan asam persiapan maks. agresivitas lingk. sedang
mudah dicat ulang harus spray konstruksi besi/baja
tahan air tahan panas Pabrik kimia
fleksibilitas tidak tahan solvent

EPOXY tahan alkali 2 komponen agresivitas lingk. tinggi
tahan air laut penggunaan diluar daerah lembab
tahan abrasi/garam akan mengapur Pabrik kimia
ketebalan tinggi mudah dicat ulang
warna tetap

CHLORINA tahan kimia tahan solvent agresivitas lingk. tinggi
TED RUBBER tahan panas daerah asam
mudah dicat ulang warna mudah pudar
tahan air masa penggunaan tangki air
1 komponen konstruksi besi

POLYURETHANE 2 komponen agresivitas lingk. sangat
tahan asam masa penggunaan tinggi
tahan abrasi peralatan transport
tahan air
tahan solvent
warna stabil
daya kilap tetap



D. P O L I T U R

1. Persiapkan bahan-bahan yang akan digunakan seperti Kain kering, kain kaos
amplas halus, lem fox, kapur, lilin, batu apung import, spiritus, serlak hindia, serlak
putih, kuas.
2. Bersihkan permukaan kayu dengan kain kering dan amplas sampai halus, bila
perlu gunakan mesin amplas.
3. Persiapkan bahan kapur dempul dengan perbandingan 1 lem : 3 kapur dan kuas-
kan pada permukaan kayu, dilanjutkan dengan menggosok permukaan kayu me -
makai batu grenda apung agar pori-pori kayu terisi dan tertutup.
4. Tunggu sampai kering dan haluskan dengan amplas atau gerenda mesin, setelah
itu ulangilah pekerjaan tersebut sampai didapatkan hasil yg diinginkan.
5. Bersihkan permukaan dengan kain kering dan pekerjaan plitur dapat dilaksanakan
dengan perbandingan 1 ltr :spiritus : 1 ons serlak India + bahan pewarna yang dii-
nginkan. Pelaksanaan plitur dioleskan dan ditekan memakai kain kaos.

6. Pekerjaan plitur dilaksanakan lapis demi lapis dengan diikuti pengamplasan kem-
bali, bila ditemukan kayu yang cekung/cacat didempul lagi dengan kapur dempul.
Pengulangan plitur dilaksanakan setelah plituran sebelumnya kering,minimal dilak-
sanakan 3 kali.
7. Untuk lapisan terakhir digunakan plitur serlak putih dan digosok sampai meng-
kilap, dilaksanakan 2 sampai 3 kali.

No. MACAM PLAMUR PLITUR
1 K a y u - 1 lem : 3 Kapur dempul - Plitur
- gosok dengan batu apung 1 lt Sp : 1 Ons slk
+ pewarna
dilaksanakan 3 x
- Plitur penutup
1 lt Sp : 1 Ons slk
putih + pewarna


CATATAN :
- Dilaksanakan dengan sisitem oles & tekan memakai kain kaos.
- Untuk hasil yang baik 1 ltr plitur = 3,00 m2.
- Plitur dilaksanakan pada bahan kayu jati
- Bila dilaksanakan pada kayu kamper / kruing sebaiknya menggunakan bahan
sekualitas Mowilex water base.

E. M E L A M I N

1. Persiapkan bahan-bahan yang akan digunakan seperti Kain kering, amplas halus,
batu apung, Wood Filler (pengisi), Wood Stain (pewarna),Tenner, kain kaos, Send-
ing siller, hardener/pengeras, Melamine.
2. Bersihkan permukaan kayu dengan kain kering dan amplas sampai halus, bila
perlu gunakan mesin amplas.
3. Oleskan Wood Filler (pengisi) dengan menggunakan kuas sampai rata.
4. Tunggu sampai kering dan haluskan dengan amplas atau gerenda mesin. Ulangi-
lah pekerjaan tersebut sampai didapatkan hasil yang diinginkan.
5. Bersihkan permukaan kayu dan semprotkan bahan wood stain (pewarna) untuk
mendapatkan warna yang diinginkan dengan perbandingan 1 tenner : 2 pewarna.
Ulangi pekerjaan tersebut sampai warna rata.
6. Semprotkan sending siller dengan perbandingan 0,1 ltr hardener : 0,4 ltr tinner : 0,9 ltr
sending siller.
Fungsi sending siller yaitu untuk meratakan permukaan kayu serta menutup pori-
pori kayu, sedangkan bahan hardener berfungsi untuk mengeraskan hasil siller
tersebut. Tunggu sampai kering dan amplas agar permukaan halus, bila hasil tidak
merata penyemprotan diulang pada bagian yang tidak rata saja dan amplas kem-
bali dengan amplas atau mesin amplas.
7. Untuk lapisan terakhir atau top coat gunakan perbandingan 0,1 ltr Hardener : 0,6 ltr
thinner : 0,9 ltr melamine aduk sampai rata dan semprotkan dengan merata, tunggu
sampai 24 jam agar kering dan amplas kembali. Ulangi pekerjaan Top Coat sam-
pai di dapatkan hasil yang baik. Untuk mendapatkan hasil yang cerah, bila perlu
hasil melamin digosok dengan bahan pengkilap misal KIT agar warna terlihat
cerah.
8. Bila telah selesai bersihkan alat semprot dengan tenner serta simpan cat pada
tempat sejuk dan kering.

No. MACAM PLAMUR CAT


1 K a y u - Wood Filler (pengisi) - Melamine
- Wood Stain (pewarna) 0,1 ltr Hardener :
1 tenner : 2 pewarna 0,6 tenner :
- Sending Siller 0,9 melamine :
0,1 ltr Hardener : 0,4 tenner : - cat = 3,00m2/ltr
0,9 Sending Siller



CATATAN :
- 1 Ltr Melamine = 3,00 m2
- Dilaksanakan dengan sistem semprot.

X.2. PEKERJAAN PELAPIS WALLPAPER

1. Persiapkan bahan-bahan yang akan digunakan seperti Kain, lem Sekualitas Goodrich,
skrap elastis, kuas ,wallpaper.
2. Bersihkan permukaan dinding dengan kain agar kotoran yang melekat pada dinding
hilang .
3. Persiapkan bahan wallpaper sesuai kebutuhan dinding yang akan dilapis, kuaskan lem
ada bagian belakang wallpaper dengan menggunakan kuas.
Pemberian lem harus rata pada semua permukaan diratakan dengan skrap elastis /
karet.
4. Perekatan wallpaper dengan dinding dilaksanakan hati-hati, dan dimulai dari atas ke
bawah. bila wallpaper sudah menempel pada dinding segera diratakan menggunakan
elastis, agar rongga-rongga udara dibawah wallpaper keluar dan didapatkan permukaan
yang rata.
5. Penyambungan walpaper satu dengan yang lainnya harus rapi dan tidak ada rongga.
6. Bila telah selesai bersihkan lantai dan skrap dari sisa lem dan kotoran lainnya.

No. MACAM PLAMUR WALPAPAER


1. Tembok baru - tanpa plamur - Wallpaper
(tembok rata) + lem
lama - 1 lem : 1 PC : 3 Mill - Wallpaper
( perbaikan) + lem
2. Gypsum - tanpa plamur - Wallpaper
+ lem
3. Plywood - cat minyak - Wallpaper
- 1 lem : 1 PC : 3 Mill + lem
4. A s b e s - tanpa plamur - Wallpaper
+ lem
5. G R C - tanpa plamur - Wallpaper
+ lem










































BAB X
PEKERJAAN FINISHING



X.1. PEKERJAAN PENGECATAN

Cat adalah bahan campuran yang terdiri dari bahan pengikat, pigmen (pewarna)
dan pelarut. Campuran ini akan membentuk lapisan tipis, padat dan kering, (setelah lapi-
san pelarutnya menguap).
Fungsi yaitu memberi perlindungan bahan atau material dari keausan karena pengaruh
udara, matahari, air & jamur. Disamping juga memberikan nuansa keindahan kenyama -
nan juga kesejukan.
Cat dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu Interior (dalam) dan Exterior (luar), untuk
Exterior harus memiliki daya tahan yang lebih baik terhadap pengaruh cuaca ataupun
jamur. Pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan kuas, roller ataupun dengan
semprot.

X.1.1. JENIS CAT

Cat terdiri dari 2 (dua) jenis : - Water base ( campuran air )
- Oil base ( campuran minyak )
Penggunaan tergantung dari bahan yang akan dikerjakan dan dilapisi cat serta janis cat
yang digunakan dan dapat juga dari bahan cat yang akan digunakan.
Perbedaan antara cat murah dan cat mahal :

Cat mahal Cat murah

- Kental - encer
- Membuat lapisan/film coating - Hanya menempel pada permukaan
pada permukaan tembok tembok.
- Kalau dicuci, cat tetap menempel - kalau dicuci cat akan hilang
- Warna tahan lama - Warna pudar
- Daya tutup baik - Daya tutup kurang.



X.1.2. METODE PELAKSANAAN :

A. CAT DINDING / PLAFOND
1. Persiapkan bahan bahan yang akan digunakan, seperti :
Amplas, gerenda mesin, kain lap, lem Fox, PC putih, kuas/rooler/alat semprot, skrap
elastis, air bersih, bahan cat, ember tempat cat.
2. Bidang yang akan dicat harus dalam keadaan bersih dan kering
3. Permukaan diratakan/dihaluskan dengan amplas atau gerenda mesin, sampai di-
dapatkan permukaan yang halus.
4. Bersihkan sisa amplas dengan kain lap dan buat bahan plamur seperti tabel
berikut :



1 lem : 3 PC
1 lem : 3 Mill halus
1 lem : 3 Kapur dempul
1 Addibond : 3 PC
1 Addibond : 3 Mill halus
1 Addibond : 3 Kapur dempul
1 lem : 1 PC : 3 Mill halus

Perbedaan secara ekonomis :

1 lem : 3 PC
- Cepat kering
- Harus langsung habis
- Hasil bagus ,keras
- Harga (/Kg) : Rp 6250 + 360 = Rp 6610

1 lem : 3 Mill halus
- Lambat kering
- Dapat disimpan
- Hasil halus, rontok
- Harga (/Kg) : Rp 6250 + 400 = Rp 6650

1 lem : 3 Kapur dempul
- Lambat kering
- Dapat disimpan
- Hasil bagus, lentur
- Harga (/Kg) : Rp 6250 + 750 = Rp 7000

1 lem : 1 PC : 3 Mill halus
- Cepat kering
- Harus langsung habis
- Hasil bagus ,halus, keras
- Harga (/Kg) : Rp 6250 + 360 + 400 = Rp 7010

* bahan yang dianjurkan 1 Lem : 1 PC : 3 Mill halus
Boncrete

Dan campurkan warna cat yang diinginkan secukupnya, sekaligus untuk cat dasar.
Aduk sampai rata.
Untuk Exterior sebaiknya dilapisi dengan cat dasar Alkali atau tidak diplamur agar
tahan terhadap cuaca, atau gunakan jenis cat Wheather Shield.
5. Oleskan bahan plamur pada permukaan bidang dengan menggunakan skrap
elastis,agar pori-pori permukaan tertutup dan rata. Arah Olesan plamur harus satu
arah agar rapi dan jangan sampai merusak sponengan dan menutup tali air plesteran.
6. Tunggu sampai kering dan amplas kembali, agar permukaan dan sisa olesan
plamur rata.
7. Kontrol pekerjaan plamur secermat mungkin, bila masih ada bagian yang lubang/
cekung segera plamur ulang dan bila ada bagian yang menggelombang diamplas
kembali atau gunakan gerenda mesin.
8. Siapkan bahan cat sesuai warna yang diinginkan. Bahan cat, (untuk cat 1 x) diencer-
kan dengan air bersih sampai 30 % dan aduk sampai rata.

9. Pengecatan dapat menggunakan kuas/roller atau semprot dan dilaksanakan sapu-
an satu arah (vertikal atau horisontal).
10. Ulangi pengecatan ulang bila cat pertama sudah kering.
11. Pengecatan ulang yang ke 2 diencerkan dengan air 20 %.
Pengecatan ke 3 diencerkan dengan air sampai 20 %.
12. Bila telah selesai bersihkan sisa percikan cat yang jatuh dengan lap basah, dan
bersihkan kuas/roller/semprot dengan air bersih serta simpan cat pada tempat se-
juk dan kering.

No. MACAM PLAMUR CAT
1. Tembok Luar - Alkali - Weathershield
- Bondcrete + air 25 %
- Cat = 6,00 m2/Kg
Dalam - 1 lem : 1 PC : 3 Mill - Cat mutu sedang
( sebaiknya tanpa plamur ) + air 30 %
- Cat = 4,00 m2/Kg
2. Gypsum - sambungan dengan - Cat mutu sedang
compound gypsum + air 30 %
- Cat = 4,00 m2/Kg
3. Plywood - cat minyak (tdk harus) - Cat mutu sedang
- 1 lem : 1 PC : 3 Mill + air 30 %
- Cat = 4,00 m2/Kg
4. A s b e s - plamur encer - Cat mutu sedang
+ air 30 %
- Cat = 4,00 m2/Kg
5. G R C - plamur encer - Cat mutu sedang
+ air 30 %
- Cat = 4,00 m2/Kg


CATATAN :
- Untuk bagian sudut campuran air pada bahan cat prosentase air lebih sedikit
± 15 - 20 % , karena untuk memudahkan pelaksanaan dan mencegah terjadinya
perbedaan warna, bila pengecatan dengan sistem roll.
- 1 kg cat putih = 4,00 m2
- 1 kg cat warna cerah = 4,00 m2 tergantung merek.
- 1 kg cat warna muda = 4,00 m2
- Pelaksanaan dapat dilakukan dengan kuas, roll & semprot.
Kuas = 4,50 - 5,00 m2/Kg
Roll = 4,00 m2/Kg
Semprot = 5,00 - 6,00 m2/Kg

MASALAH YANG TIMBUL

MASALAH PENYEBAB TINDAKAN

1. Bercak-bercak - Perembesan uap - Amplas habis
atau garam kedalam - Ulaskan bahan sealer
tembok - Plamur ulang mutu yg baik
- Dinding saat di cat - Cat ulang mutu yg baik
basah


MASALAH PENYEBAB TINDAKAN


2. Terkelupas - Plamur kwalitas jelek - Amplas habis
(Flaking) - Permukaan dinding - Ganti bahan plamur yang baik
kurang bersih - Cat ulang

3. Jamur / lumut - Penetrasi air dalam - Perbaikan plesteran dinding
cukup besar mungkin ada retak/mutu
plesteran jelek

4. Daya tutup kurang - Campuran air terlalu - Campuran air sesuai
baik banyak kebutuhan
- Cat murah - Ganti mutu cat

5. Menggelembung - Dinding belum kering - Amplas habis
(Blistering) - Biarkan dinding kering
- Ulaskan bahan sealer
- Plamur + cat mutu baik

6. Perubahan warna - Pigmen cat berubah - Cat ulang
karena cuaca, jamur
garam, asam dan
cairan pembersih/sabun

7. Berkerut - Lapisan cat sudah tua - Amplas habis
- Pelapis cat lebih cepat - Cat ulang
kering daripada lapis -
an dasarnya

8. Cissing - permukaan mengan - - Bersihkan dengan air sabun
( cat tdk menempel) dung minyak - Cat ulang



B. CAT MINYAK

1. Persiapkan bahan-bahan yang akan digunakan seperti Kain kering, amplas, meni,
plamur /dempul, kuas/ semprot, cat.
2. Bidang yang akan dicat harus dalam keadaan kering dan bersih, amplas permuka-
an sampai rata dan halus atau gunakan amplas mesin.
3. Persiapkan cat meni dengan campuran 1 Afduner : 2 cat meni, dan kuaskan cat
meni agar pori-pori kayu terisi.
4. Tunggu sampai kering dan plamurlah bidang agar permukaan yang cekung terisi
serta rata.
5. Haluskan dengan amplas atau gerenda mesin setelah plamur kering, ulangilah pe-
kerjaan plamur dan pengamplasan sampai didapatkan permukaan yang rata dan
halus.
6. Bersihkan permukaan dengan kain kering dan pekerjaan Cat dilaksanakan dengan
campuran 1 tinner : 2 cat, bila menggunakan sistem semprot campuran memakai
1,5 tenner : 2 cat. Ulangi pelaksanaan 2 - 3 kali. Pengulangan pengecatan dilaksa-
nakan setelah 24 jam.

7. Untuk mendapatkan hasil yang halus, bila perlu hasil cat digosok dengan compound
dan oleskan bahan pengkilap agar warna terlihat cerah.
8. Bila telah selesai bersihkan kuas/semprot dengan tenner serta simpan cat pada
tempat sejuk dan kering.

No. MACAM PLAMUR CAT

1. Tembok - 1 lem : 1 PC : 3 Mill - Cat + tinner B
- Cat = 4,00 m2/Kg

2. Gypsum - Tanpa plamur - Cat + tinner B
- Cat = 4,00 m2/Kg

3. Plywood - cat minyak (tdk harus) - Cat + tinner B
- 1 lem : 1 PC : 3 Mill - Cat = 4,00 m2/Kg

4. A s b e s - Plamur encer - Cat + tinner B
- Cat = 4,00 m2/Kg

5. G R C - Plamur encer - Cat + tinner B
- Cat = 4,00 m2/Kg

6. B e s i - meni besi (alkyd) - Cat + tinner B
- dempul plastik - Cat = 4,00 m2/Kg

7. K a y u - meni kayu (alkyd) - Cat + tinner B
- 1 lem : 1 PC : 3 Mill - Cat = 4,00 m2/Kg
- retan siller ( anti getah)
( tdk harus)
- cat minyak (tdk harus)


CATATAN :
- Afduneer digunakan sebagai pelarut meni.
- Afduneer jangan digunakan untuk pelarut cat, karena hasil tidak memenuhi syarat
( warna busam & tidak cerah).
- Tineer mutu A digunakan sebagai pelarut untuk mutu terbaik, agar dihasilkan mutu
yang baik dan warna cat cerah serta tahan lama.
- Tineer mutu B digunakan sebagai pelarut untuk mutu sedang agar dihasilkan mutu
yang baik dan warna cat cerah .
- Pelaksanaan dapat dilakukan dengan kuas, roll & semprot.
Kuas = 3,50 m2/Kg
Roll = 3,00 m2/Kg
Semprot = 4,00 - 5,00 m2/Kg

C. D U C O

1. Persiapkan bahan - bahan yang akan digunakan seperti Kain kering, amplas,
amplas halus, tenner super, retan siller (anti getah), hardener (pengeras), Meni
dempul plastik , cat.
2. Bersihkan permukaan bidang dengan kain kering dan amplas sampai halus, bila
perlu gunakan mesin amplas.

Pada bidang besi / baja tujuan untuk menghilangkan permukaan besi/baja dari
karat.
3. Semprotkan retan siller (anti getah) + hardener + tenner sampai rata, perbandingan
1 : 0,5 : 0,5 (untuk bidang kayu) .
Tunggu sampai kering ( 24 jam ) dan haluskan dengan amplas atau gerenda
mesin. Ulangilah pekerjaan tersebut sampai didapatkan hasil yang diinginkan.
4. Bersihkan permukaan bidang dan semprotkan Epoxy ( cat dasar ) + tenner
dengan perbandingan 2 : 1
Tunggu sampai kering dan amplas agar permukaan halus. Bila didapatkan permu-
kaan yang cekung, harus diratakan dengan dempul plastik dan diamplas kem-
bali sampai rata, serta pengecatan cat dasar diulangi lagi untuk bagian yang tidak
rata saja
5. Untuk lapisan terakhir atau top coat gunakan perbandingan 1 ltr cat + hardener : 2
tenner, aduk sampai rata dan semprotkan, tunggu sampai 24 jam agar kering
dan amplas kembali.
Ulangi pekerjaan Top Coat sampai di dapatkan hasil yang baik.
6. Untuk mendapatkan hasil yang halus, bila perlu hasil cat digosokkan dengan
compound dan oleskan bahan pengkilap agar warna terlihat cerah.
7. Bila telah selesai bersihkan alat semprot dengan tenner serta simpan cat pada
pada tempat sejuk dan kering.

No. MACAM PLAMUR CAT

1 B e s i - meni besi - Cat + Hardener
- dempul plastik + tenner super
- ( cat dasar / pelindung) - Cat = 4,00 m2/Kg

2 K a y u - meni kayu - Cat + Hardener
- retan siller ( anti getah) + tenner super
( tdk harus) - Cat = 4,00 m2/Kg
- dempul plastik
- ( cat dasar / pelindung)


CATATAN :
- Untuk pekerjaan bidang besi diperhatikan :
1. Pembersihan karat dan kerak besi dengan cara :
- amplas/gerenda
- dibersihkan dengan asam sulphate, dan asam phosphate.
- dipanaskan dengan nyala api tinggi.
2. Pemberian lapis lindung / primer

BAHAN LAPIS LINDUNG

- Besi Alkyd Primer (syncromate)
- Baja Alkyd Primer
- Galvanis, seng Vinyl etch primer
- Almunium Vinyl etch primer
- Tembaga tidak dicat (Vinyl etch primer)
- Kuningan tidak dicat (Vinyl etch primer)
- Perunggu tidak dicat (Vinyl etch primer)


3. Keuntungan & kerugian Lapis Lindung


J E N I S KEUNTUNGAN KERUGIAN PENGGUNAAN
DI DAERAH

ALKYD mudah diaplikasi cepat pudar agresivitas lingk. rendah
mudah dicat warna cepat luntur konstruksi besi/baja
ketebalan rendah

VINYL tahan asam persiapan maks. agresivitas lingk. sedang
mudah dicat ulang harus spray konstruksi besi/baja
tahan air tahan panas Pabrik kimia
fleksibilitas tidak tahan solvent

EPOXY tahan alkali 2 komponen agresivitas lingk. tinggi
tahan air laut penggunaan diluar daerah lembab
tahan abrasi/garam akan mengapur Pabrik kimia
ketebalan tinggi mudah dicat ulang
warna tetap

CHLORINA tahan kimia tahan solvent agresivitas lingk. tinggi
TED RUBBER tahan panas daerah asam
mudah dicat ulang warna mudah pudar
tahan air masa penggunaan tangki air
1 komponen konstruksi besi

POLYURETHANE 2 komponen agresivitas lingk. sangat
tahan asam masa penggunaan tinggi
tahan abrasi peralatan transport
tahan air
tahan solvent
warna stabil
daya kilap tetap



D. P O L I T U R

1. Persiapkan bahan-bahan yang akan digunakan seperti Kain kering, kain kaos
amplas halus, lem fox, kapur, lilin, batu apung import, spiritus, serlak hindia, serlak
putih, kuas.
2. Bersihkan permukaan kayu dengan kain kering dan amplas sampai halus, bila
perlu gunakan mesin amplas.
3. Persiapkan bahan kapur dempul dengan perbandingan 1 lem : 3 kapur dan kuas-
kan pada permukaan kayu, dilanjutkan dengan menggosok permukaan kayu me -
makai batu grenda apung agar pori-pori kayu terisi dan tertutup.
4. Tunggu sampai kering dan haluskan dengan amplas atau gerenda mesin, setelah
itu ulangilah pekerjaan tersebut sampai didapatkan hasil yg diinginkan.
5. Bersihkan permukaan dengan kain kering dan pekerjaan plitur dapat dilaksanakan
dengan perbandingan 1 ltr :spiritus : 1 ons serlak India + bahan pewarna yang dii-
nginkan. Pelaksanaan plitur dioleskan dan ditekan memakai kain kaos.

6. Pekerjaan plitur dilaksanakan lapis demi lapis dengan diikuti pengamplasan kem-
bali, bila ditemukan kayu yang cekung/cacat didempul lagi dengan kapur dempul.
Pengulangan plitur dilaksanakan setelah plituran sebelumnya kering,minimal dilak-
sanakan 3 kali.
7. Untuk lapisan terakhir digunakan plitur serlak putih dan digosok sampai meng-
kilap, dilaksanakan 2 sampai 3 kali.

No. MACAM PLAMUR PLITUR
1 K a y u - 1 lem : 3 Kapur dempul - Plitur
- gosok dengan batu apung 1 lt Sp : 1 Ons slk
+ pewarna
dilaksanakan 3 x
- Plitur penutup
1 lt Sp : 1 Ons slk
putih + pewarna


CATATAN :
- Dilaksanakan dengan sisitem oles & tekan memakai kain kaos.
- Untuk hasil yang baik 1 ltr plitur = 3,00 m2.
- Plitur dilaksanakan pada bahan kayu jati
- Bila dilaksanakan pada kayu kamper / kruing sebaiknya menggunakan bahan
sekualitas Mowilex water base.

E. M E L A M I N

1. Persiapkan bahan-bahan yang akan digunakan seperti Kain kering, amplas halus,
batu apung, Wood Filler (pengisi), Wood Stain (pewarna),Tenner, kain kaos, Send-
ing siller, hardener/pengeras, Melamine.
2. Bersihkan permukaan kayu dengan kain kering dan amplas sampai halus, bila
perlu gunakan mesin amplas.
3. Oleskan Wood Filler (pengisi) dengan menggunakan kuas sampai rata.
4. Tunggu sampai kering dan haluskan dengan amplas atau gerenda mesin. Ulangi-
lah pekerjaan tersebut sampai didapatkan hasil yang diinginkan.
5. Bersihkan permukaan kayu dan semprotkan bahan wood stain (pewarna) untuk
mendapatkan warna yang diinginkan dengan perbandingan 1 tenner : 2 pewarna.
Ulangi pekerjaan tersebut sampai warna rata.
6. Semprotkan sending siller dengan perbandingan 0,1 ltr hardener : 0,4 ltr tinner : 0,9 ltr
sending siller.
Fungsi sending siller yaitu untuk meratakan permukaan kayu serta menutup pori-
pori kayu, sedangkan bahan hardener berfungsi untuk mengeraskan hasil siller
tersebut. Tunggu sampai kering dan amplas agar permukaan halus, bila hasil tidak
merata penyemprotan diulang pada bagian yang tidak rata saja dan amplas kem-
bali dengan amplas atau mesin amplas.
7. Untuk lapisan terakhir atau top coat gunakan perbandingan 0,1 ltr Hardener : 0,6 ltr
thinner : 0,9 ltr melamine aduk sampai rata dan semprotkan dengan merata, tunggu
sampai 24 jam agar kering dan amplas kembali. Ulangi pekerjaan Top Coat sam-
pai di dapatkan hasil yang baik. Untuk mendapatkan hasil yang cerah, bila perlu
hasil melamin digosok dengan bahan pengkilap misal KIT agar warna terlihat
cerah.
8. Bila telah selesai bersihkan alat semprot dengan tenner serta simpan cat pada
tempat sejuk dan kering.

No. MACAM PLAMUR CAT


1 K a y u - Wood Filler (pengisi) - Melamine
- Wood Stain (pewarna) 0,1 ltr Hardener :
1 tenner : 2 pewarna 0,6 tenner :
- Sending Siller 0,9 melamine :
0,1 ltr Hardener : 0,4 tenner : - cat = 3,00m2/ltr
0,9 Sending Siller



CATATAN :
- 1 Ltr Melamine = 3,00 m2
- Dilaksanakan dengan sistem semprot.

X.2. PEKERJAAN PELAPIS WALLPAPER

1. Persiapkan bahan-bahan yang akan digunakan seperti Kain, lem Sekualitas Goodrich,
skrap elastis, kuas ,wallpaper.
2. Bersihkan permukaan dinding dengan kain agar kotoran yang melekat pada dinding
hilang .
3. Persiapkan bahan wallpaper sesuai kebutuhan dinding yang akan dilapis, kuaskan lem
ada bagian belakang wallpaper dengan menggunakan kuas.
Pemberian lem harus rata pada semua permukaan diratakan dengan skrap elastis /
karet.
4. Perekatan wallpaper dengan dinding dilaksanakan hati-hati, dan dimulai dari atas ke
bawah. bila wallpaper sudah menempel pada dinding segera diratakan menggunakan
elastis, agar rongga-rongga udara dibawah wallpaper keluar dan didapatkan permukaan
yang rata.
5. Penyambungan walpaper satu dengan yang lainnya harus rapi dan tidak ada rongga.
6. Bila telah selesai bersihkan lantai dan skrap dari sisa lem dan kotoran lainnya.

No. MACAM PLAMUR WALPAPAER


1. Tembok baru - tanpa plamur - Wallpaper
(tembok rata) + lem
lama - 1 lem : 1 PC : 3 Mill - Wallpaper
( perbaikan) + lem
2. Gypsum - tanpa plamur - Wallpaper
+ lem
3. Plywood - cat minyak - Wallpaper
- 1 lem : 1 PC : 3 Mill + lem
4. A s b e s - tanpa plamur - Wallpaper
+ lem
5. G R C - tanpa plamur - Wallpaper
+ lem

BAB IX PEKERJAAN TANAH & PONDASI

BAB IX
PEKERJAAN TANAH & PONDASI






IX.1. PEKERJAAN TANAH

IX.1.1. Galian Tanah Keras

Metode penggalian tanah sebaiknya menggunakan metode yang digambarkan seperti
di bawah ini :


tanah galian





75 cm 75 cm
1 : 5 1 : 5




Hasil galian tanah jangan ditimbun persis di bibir galian tetapi minimum ditimbun 75 cm
dari tepi bibir galian. Hal diatas bertujuan agar tidak mengganggu jalan kerja pondasi
dan tidak menyebabkan longsor.

IX.1.2. Galian Tanah Lumpur

Jika jarak antar galian terlalu dekat maka hasil galian lumpur harus dibuang keluar
lokasi bangunan. Hal ini bertujuan agar menghindari kelongsoran pada dinding galian
dan tidak mengganggu jalan kerja proyek.

IX.1.3. Urugan Tanah Kembali

Untuk tanah keras urugan kembali dilaksanakn lapis-perlapis. Jika di dalam galian ada
genangan air maka harus dikeringkan dahulu.
Untuk tanah lumpur pengurugan lapis perlapis, jika ada air dalam galian harus dikering-
kan dahulu.
Untuk tanah lumpur urugan 40 cm lapis teratas sebaiknya dicampur dengan tanah yang
baik (tanah keras)

IX.1.4. Mobilisasi galian tanah
Di dalam pekerjaan galian tanah yang perlu diperhatikan adalah penghitungan secara
keseluruhan volume galian yang ada dalam bangunan.
Secara umum point-point yang perlu diperhitungkan :
01. Volume galian secara keseluruhan :
- Galian pondasi struktur
- Galian pondasi batu kali
- Galian poer
- Galian pondasi tangga
- Galia sloof
- Galian septiktank
- Galian bak kontrol
- Galian saluran keliling
- Galian sumur
- Galian dari keprasan tanah
- Dan galian tanah lainnya
- Sisa-sisa bobokan (volumenya berdasar pengalaman)
02. Volume tanah yang terpakai :
- Urugan kembali
- Peninggian lantai bangunan
- Peninggian tanah luar bangunan
03. Volume tanah yang dikeluarkan
Jika tanah galian volumenya lebih dari yang terpakai maka perlu dikeluarkan dari
lapangan. Dan volume tanah ini diperhitungkan dari awal (sejak mulai galian)
sehingga sisa galian segera dikeluarkan sejak awal, dan tidak menumpuk dila-
pangan.
04. Volume tanah yang didatangkan
Pendatangan tanah dari luar site, jika volume galian lebih kecil dari tanah yang akan
dipakai.
Jika ini terjadi, maka pendatangan tanah menunggu sampai tanah sisa galian ter-
pakai.

CONTOH :















Catatan : pondasi diatas untuk bangunan tingkat II


Jika kita lihat skema galian diatas, maka pekerjaan galian dapat kita bagi men-
jadi tiga kronologis pekerjaan galian.
01. Galian struktur (pondasi foot plat dan sloof)
02. Galian pondasi batu kali
03. Galian luar bangunan

Pertama-tama kita gali untuk galian pondasi foot plat dan sloof sehingga rencana
galian selain foot plat dan sloof bisa di pakai untuk menimbun tanah hasil galian
foot plat dan sloof.
Jangan sampai tanah galian dari foot plat ditimbun diatas rencana galian sloof.
Karena galian sloof akan dikerjakan sebelum urugan kembali pondasi foot plat
dilaksanakan. Jika ini dilakukan, maka akan terjadi over volume digalian.
Karena saat penggalian sloof, kita akan menggali juga tanah timbunan dari foot
plat.

skema penempatan tanah galian yang salah























CARA PERHITUNGAN TANAH GALIAN.

Dalam suatu proyek, maka galian secara keseluruhan dari bangunan harus kita
hitung terlebih dahulu.

Volume galian pondasi struktur

P1 = 1,50 x 1,50 x 1,50 = 3,375 m3
P2 = 1,25 x 1,25 x 1,25 = 1,935 m3
P3 = 1,00 x 1,00 x 1,00 = 1,000 m3

Volume galian sloof

S1 = 4,625 x 0,40 0,40 = 0,74 m3
S2 = 3,500 x 0,40 x 0,40 = 0,56 m3

Volume galian pondasi batu kali

PB1 = 4,60 x 1,00 x 0,80 = 3,68 m3
PB2 = 2,05 x 1,00 x 0,80 = 1,64 m3
PB3 = 2,875 x 1,00 x 0,80 = 2,30 m3

Volume galian septictank

SP = 2,00 x 2,00 x 1,50 = 6,00 m3

Volume galian saluran keliling

GL = 0,30 x 0,30 x 80 = 7,20 m3

VOLUME-VOLUME GALIAN DALAM BANGUNAN

01. Galian pondasi stuktur = 44,515 m3

P1 = 10 x 3,375 = 33,75
P2 = 5 x 1,953 = 9,765
P3 = 1 x 1,000 = 1,00



02. Galian pondasi sloof = 46,176 m3

S1 = 10 x 0,74 = 7,40
S2 = 12 x 0,52 = 6,24


03. Galian pondasi batu kali = 24,18 m3

PB1 = 5 x 3,68 = 18,60
PB2 = 2 x 1,64 = 9,765
PB3 = 1 x 2,300 = 1,00


04. Galian Septictank (2 bh) = 12,00 m3

05. Galian Saluran keliling bangunan = 12,00 m3


TOTAL GALIAN = 134,071 M3



VOLUME-VOLUME STRUKTUR DALAM TANAH

01. Volume pondasi stuktur 5,16 m3

P1 = 10 x 0,366 = 3,66
P2 = 5 x 0,250 = 1,25
P3 = 1 x 0,25 = 0,25



02. Volume pondasi sloof = 7,06 m3

S1 = 10 x 0,37 = 3,70
S2 = 12 x 0,28 = 3,36


03. Volume pondasi batu kali = 13,189 m3

PB1 = 5 x 2,024 = 10,12
PB2 = 2 x 0,902 = 1,804
PB3 = 1 x 1,265 = 1,265


04. Volume septictank (2 bh) = 3,375 m3

05. Volume saluran keliling bangunan = 3,2 m3


TOTAL VOL. STRUKTUR = 31,984 m3

VOLUME URUGAN KEMBALI = 102,087 m3
Volume urugan kembali, adalah hasil pengurangan dari Volume galian di kurangi
dengan volume struktur yang ada di dalam tanah


KESIMPULAN :

01. Jika didalam bangunan ada peninggian peil lantai setinggi 20 cm ( vol=48 m3)
maka masih perlu pendatangan tanah sebesar 48,00 - 31,984 = 16,016 m3.
Atau dalam kondisi tanah terurai, bisa memakai kooefisien 1,20.
Karena ini akan mendatangkan tanah, maka waktu pendatangan tidak perlu
awal-awal pekerjaan, tetapi menunggu betul-beturl tanah di site memang kurang.
Karena kadang-kadang ada material-material tidak terpakai yang bisa untuk
menggantikan urugan tanah.

02. Jika tidak ada peninggian tanah, maka kita akan pengeluarkan tanah sebanyak
31,984 m3. Atau dalam kondisi terurai sebesar 31,984 x 1,20 = 38,38 m3.
Pengeluaran tanah ini bisa dilakukan pada awal pekerjaan galian sehingga
galian tanah tidak mengganggu lokasi pekerjaan.

03. Jika dalam proyek ditentukan, bahwa peninggian peil bangunan berdasar tanah
sisa yang ada, maka bangunan cukup ditinggikan sebesar (31,984/240) =
13,32 cm atau bisa 15 cm.

Perhitungan volume total galian tanah sejak awal di dalam suatu proyek seperti
contoh diatas, agar dapat disimpulkan sejak awal, apakah kita akan mendatang-
kan tanah, mengeluarkan tanah. Selain itu kita akan bisa tepat di dalam menem-
patkan tanah sisa galian.

IX.2. PEKERJAAN PONDASI

Pondasi adalah konstruksi atau struktur terkhir yang memikul seluruh beban
dari bangunan untuk diteruskan ke tanah, cara penerusan beban oleh pondasi ke tanah
ada yang berdasr daya dukung tanah, berdasarkan friction ( lekatan ) ada juga
yang berdasarkan Point Bearing.
Kegagalan di pekerjaan pondasi akan menyebabkan kegagalan diseluruh konstruksi
bangunan. Untuk itu diperlukan pemahaman gambar dan spesifikasi dengan baik.


IX.2.1. PONDASI PANCANG

IX.2.1.1. Pengangkatan dan Perletakan (Penumpukan)

Yang akan dibicarakan disini adalah pondasi Tiang Pancang yang berukuran besar.
Yang perlu diperhatikan dalam metode pelaksanaan di lapangan adalah cara pengang
katan dan perletakan pancang.
Pengangkatan maupun penimbunan pancang yang perlu diperhatikan adalah posisi
atau letak tumpuan yaitu 1/5 L (panjang pancang) dari masing-masing ujung.

a. Handling

- Pada waktu handing, sling dapat dikerjakan pada 2 atau 4 titik angkat.
- Pada kasus 2 titik angkat :
Sling letakkan pada 1/5 x panjang tiang di kedua ujung.
- Pada kasus 4 titik angkat :
Sling letakkan pada 1/5 x panjang tiang di kedua ujung, ditambah dengan letakkan
pada 1,00 m dari titik-titik tersebut.




a = 60° - 90°



a

1/5 L 3/5 L 1/5 L


b. Penumpukan Tiang Pancang di Site

1. Hentikan truck/trailer dekat site ( ± 30 m dari lokasi titik pancang).
2. Siapkan balok kayu (5/10) diatas tanah padat dengan jarak dan posisi yang benar.
3. Turunkan tiang pancang dari truck/trailer dengan cara yang memenuhi syarat.
4. Setelah kedudukan tumpukan tiang pancang pertama in fixed, tempatkan lagi
balok ( 5/10 ) di atas tumpukan tiang pancang pertama dengan jarak dan posisi
yang sesuai dengan balok alas yang di tempatkan di bawah tumpukan pertama.
5. Tempatkan lagi tiang pancang untuk tumpukan kedua, dan seterusnya ( maximum
tiga tumpukan ).
6. Letakkan balok kayu pada 1/5 L, di kedua ujung tiang pancang.

c. Penarikan Tiang Pancang di Site
1. Angkut tiang pancang kesamping alat pancang ( ± 10 m ) dengan Fork Lift atau
crane dari tumpukan di site.
2. Angkut tiang pancang dengan sling milik alat pancang ke titik pancang pada titik
angkat 1/3 x panjang tiang pancang dari ujung tiang.




1/3 L



2/3 L L L max = 15 m.







IX.2.1.2. Kalendering
Kalendering bertujuan untuk mengetahui kekuatan perindividu pancang.
Cara pelaksanaannya dengan cara menempelkan kertas milimeter blok ke tiang
pancang kemudian kita letakkan pinsil kita buat garis hirisontal setiap ada pukulan
akan terbentuk garis vertikal. Setiap selesai satu pukulan kita buat garis horisontal,
maka akan terlihat seperti sket di bawah ini.
Kalendering dilaksanakan pada saat pancang mencapai tanah keras.

IX.2.1.3. Macam Tiang Pancang
a. Tiang Pancang Bulat
b. Tiang Pancang Segi empat
c. Tiang Pancang Segitiga

IX.2.1.4. Type Tiang Pancang
Setiap pemancangan yang sangat dalam maka tiang pancang akan dibagi
menjadi beberapa segmen.
a. Bottom : Segmen ini berada paling bawah dengan salah satu ujungnya
lancip.
b. Midle : Segmen ini posisinya di tengah dengan kedua ujungnya tumpul
c.. Upper : Segmen ini berada paling akhir

IX.2.1.5. Topi Pancang.

Topi pancang letakkan pada kepala tiang, yang fungsinya untuk menyerap kerusakan
bahan dan meratakan energi pemukulan ke tiang pancang.
- Topi pancang dapat dibuat dari baja yang fungsinya untuk menyerap kerusakan
bahan.
- Hammer dan tiang pancang yang bertopi harus terletak pada satu garis sumbu.
- Ukuran topi harus pas di atas kepala tiang, yang berfungsi untuk meratakan energi
pemukulan.
- Antara topi dan tiang pancang boleh terdapat kelonggaran senesar 15 mm.

IX.2.1.6. Bantalan Kepala Tiang Pancang ( Wood Cushion Material ) :

1. Gunakan bantalan kayu diantara kepala tiang pancang dan caping (topi baja)
dengan tebal minimal 10 cm (atau 4 lapis multiplex tebal 25 mm) untuk tiang
pancang single.
2. Tebal bantalan kayu minimal 15 cm (atau 6 lapis multiplex 25 mm) untuk tiang
pancang dengan sambungan.
3. Bila bantalan kayu menerima tegangan terlalu tinggi sehingga bantalan rusak /
hancur maka harus diganti yang baru.
4. Bila dijumpai kekerasan tanah ekstrem maka bantalan kayu baru harus disediakan
untuk setiap tiang pancang.
penting ! perhatikan point 1 s/d 4 lembar ini.


METHODE PEMANCANGAN

1. Gunakan mesin pemancangan dengan panjang Boom ± 12 - 18, dan panjang
leader 18 - 24 m' untuk maximum panjang tiang pancang 12 - 18 m'.
2. Gunakan Diesel Hammer yang sesuai dengan jenis dan kapasitas tiang.
3. Gunakan topi pancang baja yang sesuai dengan ukuran / dimensi tiang pancang.
4. Gunakan bantalan kayu dengan tebal sesuai yang di syaratkan (minimal 10 cm).
5. Penarikan tiang pancang ke titik pancang harus sesuai dengan yang disyaratkan,
serta kondisi tiang pancang harus di jaga dan masih dalam kondisi baik.
6. Posisi sumbu hammer, tiang pancang dan topi baja harus lurus dalam satu garis
( di level / water pass dan unting-unting ).
7. Eksentrisitassumbu tersebut tidak boleh lebih dari 10 mm.



IX.2.2. PONDASI BORED PILE

Cara Pelaksanaan Bored Pile
Pertama-tama tanah di bor dengan diameter sesuai dengan perencanaan.
Setelah mencapai kedalaman yang diinginkan, ujung pengeboran dibuat menggelem-
bung dengan tujuan memperluas tumpuan.
Selesai pengeboran penulangan dimasukkan, dan dilanjutkan pengecoran (dengan
tremi)
Yang perlu diperhatikan dalam pondasi Bored Pile adalah Volume beton yang masuk
adalah minimum sama dengan volume galian teoritis.

Keuntungan :
Teknologinya tidak terlalu rumit ( mudah dikerjakan )
biaya tidak telalu mahal

Kerugian :
Dinding galian sulit dimonitor masalah kelongsorannya.
Gelembung diujung pengeboran sulit dimonitor bentuk dan volumenya.
Site akan menjadi sangat becek sekali oleh sirkulasi air yang dipakai untuk mengeluar-
kan lumpur.
Mutu beton akan sangat dipengaruhi oleh lumpur dalam lobang galian.



DATA TEKNIS BORED PILE :

1. Kemampuan : Bor kecil : 30 - 60 cm.
: Crane s/d 2,00 m.

2. Kedalaman K : 5.00 m - 40.00 m
B : s/d ± 60.00 m
3. Kapasitas / kecepatan : volume beton ± 4 m3 / unit mesin bor.
4. Lumpur bar; alami ; lempung ; bentonite bila dibutuhkan kekentalan lebih untuk menahan
longsoran.
5. Menara bor : k = 2.00 m x 4.00 m ; h = 6.00 - 9.00 m.
6. Pipa Tremie : Besi diameter 6" ; medium @ 3.00 m.
7. Corong cor : diameter 40 cm disambung ke pipa tremie.
8. Casing permukaan : sesuai bak, bila dibutuhkan untuk mencegah kelongsoran.
9. Pembesian : sengkang spiral dengan decking = 5 cm.
10. Pembuatannya dibuat dengan < 5 cm dari spec untuk pemelaran.
11. Sebelum pengecoran lubang bor harus dicuci dari lumpur.
12. Jika pembesian > 12 m, penyambungan dengan las, diameter tulangan dipertahan-
kan dengan memasang 16 melintang.
13. Setelah lubang dibersihkan harus langsung dicor sampai selesai.
14. Pengecoran awal harus hati-hati, supaya beton sedikit mungkin bercampur dengan
lumpur, digunakan kantong plastik yang diisi dengan adukan beton dan dimasukkan
ke dalam lubang bor, ditahan dulu sampai tenaga cor siap untuk dilakukan pengecoran
secepatnya secara kontinue (lihat gambar).
15. Bila adukan beton tidak dapat lagi mengalir kedalam pipa tremie, maka dilakukan
hentakan-hentakan, pipa tremie tidak boleh terlepas dari permukaan beton minimal
terendam ± 1.00 m dari permukaan adukan beton.
16. Corong dijaga jangan sampai kosong, harus terus diisi dengan adukan beton.
17. Pipa tremie dapat dilepas setiap 3.00 m naik.
18. Pencoran dapat dihentikan bila adukan beton yang naik di permukaan dan tumpah
dari luabang bor telah bersih dari campuran lumpur.
19. Setelah kering harus ada pemotongan beton sampai dengan beton yang sesuai sengan
karakteristik spec : ± 0.50 - 1.00 m.




















Gambar pengecoran Bored Pile





































Posisi awal pencoran Posisi ujung bawah tremie

IX.2.3. SUMURAN

Pondasi Sumuran dipakai untuk tanah keras
Cara Pelaksanaan Pondasi Sumuran sebagai berikut :
Pertama-tama kita gali tanah sambil menurunkan buis beton (bahan lain sesek bambu)
Setelah galian sesuai dengan rencana maka tulangan kita turunkan (bila ada)
dilanjutkan dengan pengecoran beton cyclop (beton mutu sedang dicampur dengan
batu belah)
Keuntungannya : Teknologinya tidak terlalu rumit ( mudah dikerjakan )
biaya tidak telalu mahal
Kelemahannya : Hanya bisa dipakai untuk tanah dengan daya dukung tinggi

IX.2.4. FOOT PLAT SETEMPAT DAN MENERUS

IX.2.4. 1. FOOT PLAT SETEMPAT

- Jenis pondasi foot plat ini yang sering dipakai di lapangan, dan cara pelaksanaanya
tidak terlalu sulit.
- Pertama-tama tanah di gali sesuai dengan perencanaan
- Setelah selesai galian, maka dilanjutkan dengan pekerjaan lantai kerja, jika tidak ada
perbaikan tanah.
Untuk tanah yang lunak, jika ada perbaikan tanah maka sebelum lantai kerja kita lakukan
perbaikan tanah dulu. Perbaikan tanah bisa dengan cara mengganti tanah lumpur dengan
sirtu atau dengan cerucuk bambu (dolken).
- Pembesian foot plat dan kolom bisa dikerjakan, jika lantai kerja telah kering.
- Begesting foot plat di pasang, kemudian pengecoran foot plat dilaksanakan.
- Dilanjutkan dengan begesting kolom pondasi dan diteruskan pengecoran

Sketsa pekerjaan foot plat (tanpa perbaiakan tanah)














Sketsa pekerjaan foot plat (dengan perbaiakan tanah)















IX.2.4. 2. FOOT PLAT SETEMPAT

- Jenis pondasi foot plat menerus ini dipakai jika dimensi foot plat setempat terlalu luas.
Maka untuk memenuhi luasan, dipakai foot plat setempat.
Untuk menambah kekakuan foot plat menerus, maka dipakai rib.
- Sama dengan pondasi foot plat setempat, pertama-tama tanah di gali sesuai dengan
perencanaan.
- Setelah selesai galian, maka dilanjutkan dengan pekerjaan lantai kerja, jika tidak ada
perbaikan tanah.
Untuk tanah yang lunak, jika ada perbaikan tanah maka sebelum lantai kerja kita lakukan
perbaikan tanah dulu. Perbaikan tanah bisa dengan cara mengganti tanah lumpur dengan
sirtu atau dengan cerucuk bambu (dolken).
- Pembesian foot plat, rib dan kolom bisa dikerjakan, jika lantai kerja telah kering.
- Begesting foot plat dan rib di pasang, kemudian pengecoran foot plat dan rib dilaksanakan.
- Dilanjutkan dengan begesting kolom pondasi dan diteruskan pengecoran

sketsa pondasi foot plat menerus

BAB VIII PEKERJAAN KM / WC

BAB VIII
PEKERJAAN KM / WC

Pada Bab ini akan dibahas pelaksanaan pekerjaan pada daerah kamar mandi dan
WC. Pelaksanaan ditinjau dari sub - sub pekerjaan yang dilaksanakan seperti :

1. KM / WC terhadap Beton
2. KM / WC terhadap M E
3. KM / WC terhadap Water Profing
4. KM / WC terhadap Pasangan dan keramik
5. KM / WC terhadap Pekerjaan kayu ( pintu² )

VIII.1. KM / WC terhadap Beton

- Elevasi KM/WC diturunkan 10 cm dari existing lantai beton/rencana peil palat beton
( Begesting dan pembesian diturunkan ).


diturunkan 10,0 cm. ± 0,00


- 0,10 10,00 Cm



Plat beton 12 Cm


- Direncanakan ada tanggulan beton pada tepi rencana ruangan dengan tinggi
10 cm , fungsinya untuk menahan filtrasi air.


Tanggulan dr beton kosong






- Perataan & pemeliharaan khusus setelah cor , dengan gosokan agar padat dan
dilapis dengan spesi 1 : 2 ( + BV Normal bila perlu).
- Rencana ruangan harus ditest dengan genangan air sekaligus test kedap air sela-
ma 24 jam dan dibuatkan berita acara yang ditanda tangani oleh Kepala Pelaksana
dan Pelaksana ( BA intern ).






VIII.2. KM / WC terhadap M E

- Pemasangan sparing untuk kloset , wastafel , floor drain, clean out, drain AC sebe-
lum pengecoran beton, harus dikerjakan dahulu .
- Sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton (di atas plat = 25 cm,
di bawah plat = 15 cm ). Bagian atas ditekuk/ditutup dengan cara dibakar.
- Agar hubungan beton dan bahan PVC tidak dirembesi air, sebaiknya
dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Bahan yang terkena cor beton dikasari dahulu dan dibalut dengan kawat ayam.
2. Bahan yang terkena cor beton dikasari dahulu dan dibalut dengan kawat ayam,
di bungkus dengan bahan bitument .
3. Bahan diatas plat beton dilengkapi dengan ring karet /water stop.

Gambar pemasangan
Sparing pada plat beton

Kawat ayam Pipa PVC dibakar
+ Bitument

Plat beton
25 cm




15 cm




Ring karet


Plat beton
25 cm




15 cm




- Posisi sparing harus sesuai dengan Type Sanitair (lihat gambar Arsitektur dan ME).
- Jika type sanitair belum ditentukan, kita pakai sistem block out, dengan cara mem-
buat kotak kayu yang diletakkan pada rencana sparing, sehingga beton cor tidak
menutupi rencana letak sparing tersebut.
- floor drain tidak diletakkan di daerah pintu, tetapi jauh dari pintu. (diletakkan di de -
pan bodeman ).
- Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan nat keramik atau as ke-
ramik, simetris dengan luas keramik.


Gambar rencana letak kran air

Dinding keramik 20 x 20


Rencana Kran air








VIII.3. KM / WC terhadap Water proofing

- KM / WC di genangi air untuk check kedap air ( 24 jam ) & dibuatkan B A ,dan ditan-
da tangani oleh K P , pengecekan dilaksanakan 7 hari sebelum pelaksanaan
Water proofing.
- Pembersihan lokasi dari sisa kayu + sisa spesi.
- Water proofing dilaksanakan pada beton asli (sebelum floor lantai)
- Water proofing dapat berupa coating + membran / sheet
- Water proofing harus naik 20 cm pada dinding .
- Test Water proofing dengan genangan air, selama 24 jam dan dibuat BA dan di -
tandatangani oleh Kepala Pelaksana, Pelaksana dan Sub kontraktor.




WP naik 20 cm Dinding
bata 1 : 3



Beton




VIII.4. KM / WC terhadap Pasangan dan Keramik

- Pasangan bata menggunakan campuran 1 : 3 ( trasram ) setinggi 160 cm.
- Plesteran sisi dalam setinggi plafond, dengan campuran 1 : 3.
- Plesteran pada daerah rencana keramik tebal 1,00 cm, agar pasangan keramik
rata dengan plesteran diatasnya .
- Antara plesteran dinding dan pasangan keramik dinding harus diberi tali air,
lebar 5 mm dan dalam 5 mm dengan membuat mall dari kayu atau dari besi
siku/ besi U.






Detail dinding

Dinding bata

Plesteran 1 : 3 ( t =20 mm)

Tali air 5 mm x 5 mm

Plesteran 1 : 3 ( t =10 mm)

Dinding keramik





- Kepalaan keramik dinding dipasang horisontal + vertikal keliling ruangan .
- Kepalaan vertikal di mulai dari atas dibuang ke bawah, dengan pedoman peil floor
drain. ( pengambilan tinggi keramik diambil dari elevasi Floor drain ).
- Kepalaan Horisontal di ambil utuh dari rencana bak mandi .
- Ukuran nat keramik dinding 3 mm dan keramik lantai 4 mm.
- Plesteran diatas rencana dinding keramik diselesaikan dahulu .
- Bak mandi dikerjakan dari beton tanpa tulangan dengan tebal 7 cm walaupun
pada RKS tertulis pasangan bata.
- Untuk lantai bak mandi di floor dengan spesi 1 : 3 : 5 , dilapis spesi 1 : 2.
- Lantai bak mandi dibuat miring ke arah kurasan .
- Bodeman kloset jongkok dikerjakan dengan pasangan bata .
- Tinggi bodeman untuk kloset jongkok maksimal 20 cm dari lantai. Sedangkan untuk
kloset duduk tidak ada bodeman .
- Kemiringan bodeman closet dibuat miring kedepan 1,00 cm.
- Keramik pada daerah bodeman menggunakan jenis keramik lantai.
- Sebelum dilaksanakan pasangan keramik lantai, kerjakan plafond dahulu .
- Kemiringan keramik lantai 2 % kearah dalam / floor drain .
- Kolotan nat dinding dan lantai, menggunakan skrap dari bahan elastis dan alur di -
ratakan membentuk nat cekung, lebar nat 4 - 5 mm .
- Spesi yang digunakan untuk pasangan keramik lantai memakai 1 : 5 dengan
taburan PC 1 kg/ m 2.
- Khusus pasangan keramik bak mandi harus lebih dicermati nat-nat dan kolotannya,
agar tidak terjadi kebocoran .
- Kolotan untuk lantai dibagi 2 tahap, yaitu :
- Cair ====> agar PC masuk ke rongga keramik
- Kental ====> untuk lapis permukaan
- Perataan kolotan menggunakan kabel, sehingga didapatkan permukaan yang
cekung.










Prinsip Pemasangan keramik Plafond

Kepalaan vertikal


Kepalaan Horisintal


Dinding bata
Trasram

Plester trasram




Bak mandi
dari beton
20 cm

Bodeman kloset

VIII.5. KM / WC terhadap Pekerjaan Kayu ( Pintu-pintu )

- Pemasangan kusen dibuat rata luar atau cek dengan gambar kerja.
- Perbedaan peil antara KM & lantai induk jatuh pada sisi sponengan kusen
- Pemasangan pelapis daun pintu ( almunium , formika , teakwood) harus dipasang
setelah rambu pintu diselesaikan.

Detaill posisi kusen

Potongan atas
± 0,00


- 0,05


Potongan samping
Kosen


Daun pintu




lantai km / wc ± 0,00
- 0,05