BAB XI
    PEKERJAAN  M & E  
 XI.1. PLUMBING     
  Fungsi dan tujuan :    
   Menciptakan suatu bangunan yang memenuhi kesehatan dan sanitasi yang baik   
   dengan  suatu  sistem  pemipaan  yang  dapat  mengalirkan  air  bersih ketempat   
   tempat yang dituju dan membuang air kotor ke saluran pembuang tanpa mence -   
   mari bagian penting lainnya dengan tidak melupakan kenyamanan dan keindahan.   
      
  Sistem plumbing yang dikenal meliputi :    
   1. Saluran air bersih :       - Saluran KM/WC
          - Saluran Penampungan Air
          - Saluran Pemadam Kebakaran
      
   2. Saluran air kotor :       - Saluran pembuangan dari KM/Wc
          - Saluran pembuang air hujan
          - Saluran Kotor WC ke Septictank
   3. Saluran Gas dan udara   
  Bahan yang umum digunakan adalah dari besi/baja dengan lapisan galvanis, plastik, pvc,    
  porselin dan dari beton betulang.    
  Bahan harus memenuhi syarat tidak menyerap air, mudah dibersihkan, tidak berkarat atau    
  mudah aus.    
  Untuk instalasi air bersih maupun air kotor dalam bangunan kecuali instalasi air panas    
  biasa digunakan pipa PVC, pipa ini dapat dibagi  (bila tidak ada  spesifikasi khusus) :    
      
  1. Berdasarkan typenya ( ketebalan ) :    
  a. Type  AW  
   Untuk pipa dengan kawalitas yang paling baik ( tebal ).  
   Biasanya digunakan untuk saluran air bersih / air minum yang mempunyai kekuatan  
   tekan yang cukup tinggi.  
  b. Type  D  
   Untuk pipa kwalitas sedang dengan tebal medium.  
   Biasanya digunakan untuk saluran pembuang, seperti saluran air hujan, saluran pem-  
   buangan bekas cuci / mandi, saluran septictank, dsb.  
  c. Type C  
   Untuk pipa dengan kwalitas paling rendah (tipis).  
   Digunakan untuk sparing-sparing listrik yang tertanam dalam dinding.  
     
  2. Ukuran diameter penampang pipa.   
  a. Untuk saluran air bersih digunakan ukuran  1/2", 3/4", 1", 1,5".  
  b. Untuk saluran pembuang digunakan ukuran 1", 1,5" 2", 3", 4", 5".  
   
 Merek-merek yang di pasaran contohnya : Wavin, Rucika, Maspion, Pralon, Impralon, Dexlon.  
   
  XI.1.1. METODE PELAKSANAAN 
  A. Instalasi Air bersih : 
  1. Hal  yang  perlu  diketahui  terlebih  dahulu adalah denah Plumbing serta Diagram 
   Isometri dimana dapat diketahui jalur-jalur instalasi pipa itu diletakkan.
  2. Pemasangan pipa dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum pekerjaan
   plesteran dan acian, fungsi untuk menghindari bobokan yang menyebabkan kere-
   takan dinding. (Untuk instalasi dalam bangunan).
  3. Untuk  pemasangan  di luar  bangunan  seperti  pipa  saluran  air hujan dikerjakan
   setelah pekerjaan plesteran diselesaikan.
  4. Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton harus dipasang sparing
   atau pemipaan  terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran.
  5. Pipa yang posisi/letaknya sudah betul segera ditutup dengan plug/dop yang tidak
   mudah lepas (menghindari kotoran/adukan masuk sehingga terjadi penyumbatan).
  6. Hindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran.
  7. Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter
  8. Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan nat keramik / as
   keramik, simetris dengan luas keramik.
  9. Setelah instalasi terpasang segera diadakan test tekanan pipa :
   - Untuk pipa Gip    maximum  10 Bar
   - Untuk pipa PVC  maximum  6   Bar
  B. Instalasi air Kotor 
  1. Hal yang perlu diketahui :
   Denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor serta jalur pembuangan.
  2. Hindari /jangan terlalu banyak percabangan.
  3. Sambungan harus betul-betul rapat.
  4. Untuk air bekas (mandi/cuci) harus dibuat Manhole untuk kontrol pembersihan (bak
   kontrol) pada tempat-tempat tertentu.
  5. Untuk lubang saluran pembuang harus diberi saringan.
  6. Sparing harus  melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton.
   ( diatas plat  =  25  cm, dibawah plat  =  15  cm ), bagian  atas  supaya  ditekuk atau
   digepengkan / ditutup dengan cara dipanaskan.
  7. Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (jika saniter telah ditentukan).
  8. Jika saniter belum ditentukan , dipakai sistem Block Out.
  9. Sparing Clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing closet (bila ada), di -
   mana letak sparing clean out berada di samping atau dekat dengan sparing closet, 
   fungsinya adalah untuk pembersihan apabila closet terjadi penyumbatan.
  10. Fan out dipasang bila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan dengan 
   saluran pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk mengurangi tekanan udara 
   pada pipa pada saat closet di gelontor dengan air.
  11. Floor drain supaya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan kurasan bak.
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
  C. Saluran Air Hujan. 
  1. Pipa diletakkan persis dibawah lobang talang yang telah diberi torong talang.
  2. Pipa saluran air hujan dapat dipasang menempel di dinding luar dengan mengguna-
   klem atau dapat ditanam di dinding bila berukuran < 2 ".
  3. Bila saluran pembuang air hujan berupa saluran tertutup harus dibuat bak kontrol pa-
   da pertemuan pipa air hujan dengan saluran pembuang.
  4.  Bila terdapat sambungan, arah shock harus sebelah atas, dan penyambungannya
   harus benar-benar kuat.
   
   
   
   
  D. Saluran Pipa Wc ke Septictank  
  1. Pipa saluran dari closet menuju ke septictank harus diperhatikan kemiringannya, ka- 
   rena kemiringan pipa dapat memperlancar penyaluran kotoran apabila digelontor 
   dengan air, kemiringan minimal 2 %. 
  2. Pipa sebaiknya dipergunakan kwalitas yang baik atau minimal type D. 
  3. Jangan ada percabangan untuk pipa yang ditanam di tanah (bangunan 1 lantai), ka- 
   rena bila ada penyumbatan susah untuk perbaikannya. 
   Untuk bangunan bertingkat (ada shaft) harus dibuat clean out dan fan out. 
    
    
  XI.1.2. PENYAMBUNGAN PIPA  
  1. Alat   : Gergaji
    Amplas
    Lem PVC
    Shell tape
    Kunci Pipa
  2. Untuk  pipa  PVC, dipotong  sesuai  dengan  ukuran  ujungnya  diamplas  terlebih 
   dahulu dan dibersihkan oleskan lem pada ujung dan dalam shock (penyambung) 
   segera masukkan gerakan arah lurus jangan diputar, tunggu sampai kering. 
   Apabila  belum  kering  betul  posisi  sambungan jangan digerakkan, karena akan 
   menyebabkan lem yang telah dioles menjadi tidak rekat. 
  3. Pada  sambungan  pipa yang  mempunyai drat terlebih dulu dibungkus sheeltape  
   secukupnya  pada  drat sisi luar  baru dimasukkan drat dalam dan  diputar sampai 
   kencang dan rapat. 
  4. Pada penyambungan pipa besi lebih banyak dipakai sistem drat dan las. 
   Untuk penyenaian pipa minimum 4 baris/alur/drat. 
    
 XI.2.  ELEKTRIKAL  /  PEKERJAAN LISTRIK   
  Pengertian dan fungsi :  
  Suatu sistem instalasi/jaringan yang meliputi penerangan, instalasi daya, box pembagi 
  tegangan. 
  Material  penghantar  listrik  adalah kabel  (NYM, NYY, NYF, NYA) serta pipa baik PVC  
  atau besi untuk pelindung hantaran yang tertanam. 
  Kabel penghantar yang biasa dipergunakan adalah merek KABELINDO, SUPREME, 
  TRANKA, dll. Merek dapat dikenali pada pembungkus (isolasi) sepanjang kabel beserta 
  jenis dan jumlah kawat atau diameter kawat tembaganya. 
   
   
   
   
   
   
  Peralatan dan bahan listrik : 
   1. Panel dan kotak pembagi
   2. Saklar dan zekering-zekering
   3. Alat-alat ukur (voltmeter & Ampre meter)
   4. MCB
   5. Stop kontak / stop kontak daya
   6. Lampu penerangan
   7. Grounding atau pentanahan
   
  METODE PELAKSANAAN 
  1. Semua  hantaran  (kabel)  yang  ditarik  dalam pipa / cabelduct harus diusahakan
   tidak tampak dari luar (tertanam)
  2. Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran.
   Pemasangan  sparing-sparing  listrik  yang  melintas  di plat,  balok,  kolom beton
   harus dipasang terlebih dahulu sebelum pengecoran, kabel diusahakan dimasuk-
   kan bersamaan dengan pemasangan sparing.
  3. Pipa  yang  dipasang  pada  dinding  dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran
   dan acian dikerjakan.
  4. Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang mudah
   dicapai untuk perbaikan (perawatan).
  5. Sambungan  harus  menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung dengan
   baik  sehingga  tidak tersentuh atau menggunakan lasdop dan ditempatkan  pada
   Te Dos.
  6. Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus rata (untuk
   memudahkan penarikan kabel).
  7. Jaringan arde harus dipasang tersendiri / terpisah dengan arde penangkal petir.
   - tidak boleh ada sambungan
   - dihubungkan dengan elektroda pentanahan
   - ditanam sampai minimal mencapai air tanah
  8. Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat  / balok
   atau pada balok kayu rangka langit-langit.
  9. Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada shaft harus
   diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu rumit (banyak).
  10. Stop kontak dan saklar.
   Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar dipasang setinggi
   150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya).
   Pemasangan stop kontak dan saklar harus rata dengan dinding.
  11. Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.
 XI.3.  PENANGKAL PETIR KONVENSIONAL  
  Pengertian : 
  Instalasi  yang  terdiri  dari komponen-komponen  dan peralatan-peralatan, dan secara 
  keseluruhan  berfungsi  untuk  menangkal  petir, dan  menyalurkannya ke tanah, yang di 
  pasang  sedemikian  rupa  sehingga semua bagian dari bangunan beserta isinya, atau 
  benda-benda yang dilindungi terhindar dari sambaran petir. 
  Faktor  yang  perlu  dipertimbangkan  dalam  merencanakan  dan  memasang  sistem
  penangkal petir, antara lain :
  - keamanan secara teknis
  - penampang hantaran-hantaran pembumian (grounding)
  - ketahanan mekanis
  - ketahanan teradap korosi
  - bentuk dan ukuran bangunan yang dilindungi.
  - faktor ekonomis.
  
  Bangunan yang perlu diberi penangkal petir adalah :
  - Bangunan-bangunan tinggi, seperti gedung bertingkat, menara-menara, dan cerobong
     cerobong pabrik.
  - bangunan  penyimpanan  bahan  yang  mudah  terbakar  atau  meledak seperti pabrik 
    amunisi, gudang penyimpanan bahan peledak, gas, cairan yang mudah terbakar.
  - Bangunan umum seperti gedung pertunjukan, gedung sekolah, stasiun, dll.
  
  Bagian - bagian dari sistem penangkal petir adalah sebagai berikut : 
  1. Penangkap Petir
  2. Penghantar Penyalur Petir
  3. Penyambung penghantar-penghantar
  4. Komponen logam dekat Instalasi Penangkal Petir
  5. Sistem Pembumian
   
  XI.3. 1. Penangkap Petir (Speed) 
   
   Berupa batang pejal yang ujungnya runcing (Copper) dari tembaga, baja galvanis 
   atau dari alumunium, ukuran diameter minimum adalah 1/2 inch, panjang 1,5 - 2 m'.
   Penangkap  petir  dipasang  pada  tempat-tempat  yang  ujungnya runcing seperti
   bubungan atap, jurai, puncak menara, cerobong asap, atau pada bangunan yang
   menonjol di atap.
   Rumus praktis untuk bangunan dibawah 2 lantai atau tinggi maximum 10 m,dapat
   dipakai rumus  :
            
             d  =   3  t   dimana :  d = daerah yang dilindungi    
         t  =  tinggi speed ( max = 2 m' )    
            
            
            
            
            
            
            
                     t = max = 2 m
            
            
            
                d     max = d    
            
        
        
  XI.3.2. Penghantar Penyalur Petir      
   Adalah penghantar (Konduktor) dari tembaga dengan diameter minimal 8 mm atau     
   luas penampang 50 mm².     
   Setiap bangunan paling sedikit harus mempunyai dua buah penghantar peyalur     
   petir. Untuk bangunan dengan lebar lebih dari 12 meter (lebar atap bangunan) di-     
   perlukan paling sedikit 4 buah penghantar penyalur petir.     
   Penghantar penyalur petir utama sedapat mungkin simetris dengan denah dasar     
   bangunan. Penghantar tidak boleh diletakkan di dalam pipa talang air hujan.     
        
        
        
        
        
        
     
     25  25
     
     
  XI.3.3. Penyambung penghantar-penghantar   
     
   Adalah penyambungan antar penghantar penyalur atau antar penghantar penya-  
   lur dengan pentanahan, atau penyalur dengan penangkap petir, antara penghan-  
   tar pembumian dengan elektroda pembumian.  
   Penyambungan harus kuat, tahan lama dan tahan terhadap pengaruh elektris dan  
   mekanis.  
   Penyambungan  penghantar penyalur harus paling tidak menggunakan 2 buah  
   klem, penyambungan di dalam tanah harus dengan dengan 2 sekrup dengan  
   diameter minimum 8 mm.  
   Penyambungan antara penghantar pembumian yang menghubungkan sistem  
   pembumian dengan penghantar sambungan ukur, harus mudah dibuka kembali,  
   untuk tujuan pengukuran tahanan pembumian.   
      
  XI.3.4. Komponen logam dekat Instalasi Penangkal Petir    
      
   Komponen - komponen logam agar dijauhkan dari instalasi penangkal petir, bila   
   tidak akan menimbulkan bahaya flash over, bila ada manusia diantara benda    
   tersebut dan dapat menimbulkan kebakaran jika terdapat bahan yang mudah    
   terbakar. Masalah ini dapat dihindari dengan menjauhkan benda tersebut dengan   
   instalasi penangkal petir atau cara lain adalah dengan menghubungkan benda    
   logam tersebut.   
   Jarak minimum benda logam terhadap instalasi penangkal petir adalah :   
      
   D   >   1/20  L    -------->   dimana :  D = jarak logam dengan instalasi petir   
                  L  =  panjang penghantar.
      
  XI.3.5.  Sistem Pembumian / Pentanahan / Grounding    
   
   Suatu sistem dengan elektroda pembumian dari logam yang ditanam di dalam 
   tanah yang berfungsi untuk menyebarkan arus petir ke dalam tanah.
   Elektroda pembumian dari tembaga berupa silinder pejal diameter 1/2 " atau dari
   baja galvanis silinder pejal diameter 1/2 ".
   
   
  METODE PELAKSANAAN 
  1. Batang penangkap petir ( speed ) harus dipasang kokoh pada batang penyangga
   secara vertikal terhadap rata air.
  2. Batang penangkap petir dipasang pada titik tengah dari daerah yang dilindungi,
   dan merupakan daerah yang paling tinggi atau lancip dari bangunan itu, seperti :
   bubungan,  jurai, cerobong asap.
  3. Batang penyangga tinggi minimal 1 m dari pipa gip (tahan karat / cuaca) dan diklem
   kuat dengan batang penangkap petir serta ditanam secara kokoh di kerpus atau
   beton yang telah diberi angkur baut.
  4. Pada batang penangkap petir dihubungkan dengan konduktor / penghantar dari 
   kabel tembaga (BC) diameter minimal 8 mm atau penampang 50 mm² serta di klem
   secara kuat dan diklem ke bubungan setiap 25 cm ( 3 bh tiap 1 meter).
   Klem dapat dibuat dari plat strip dan diberi skrup atau mur baut.
  5. Konduktor/penghantar  menjalar pada bubungan , bila ada belokan sudut belokan
   nya harus lebih besar dari 90°.
  6. Sambungan sebaiknya dihindari, tetapi bila ada sambungan harus menggunakan
   klem minimal 2 buah.
  7. Konduktor yang menjalar tegak di dinding harus dilindungi dengan pipa PVC dan di
   klem ke dinding.
  8. Kawat konduktor / penghantar yang dihubungkan dengan elektroda pentanahan  
   diberi pelindung dari pipa gip sepanjang penghantar tersebut di dalam tanah.
  9. Penyambungan kawat konduktor dengan elektroda harus dapat dibuka kembali
   untuk dapat dites kembali tahanan tanah.
  10. Ketahanan tanah minimal yang diijinkan adalah 5 ohm.
  11. Pada daerah elektroda yang ditanam (ditanah) sebaiknya diberi arang dan garam
   untuk menjaga tahanan tanah atau untuk mengikat air tanah agar tidak cepat lari, 
   bila musim kemarau, serta dapat mempercepata penyebaran petir ke tanah.
Baik sebagai materi tambahan bahan pembelajaran.
BalasHapusBetMGM: NJ Sports Betting - JetBlue Atlantic City
BalasHapusBetMGM is a brand-new 부산광역 출장샵 online 태백 출장안마 sports betting platform and will deliver the brand-new brand to the New 과천 출장샵 Jersey 인천광역 출장안마 gambling 인천광역 출장안마 industry.